TEPUNG TAPIOKA DAN MANFAATNYA
Sama-sama
berasal dari singkong. Tapioka bersifat larut di dalam air, biasanya digunakan
sebagai bahan pengental kuah ataupun bahna pengisi pada kue-kue kering.
Merupakan
pati yang diekstrak dengan air dari umbi singkong (ketela pohon). Setelah
disaring, bagian cairan dipisahkan dengan ampasnya.
Cairan
hasil saringan kemudian diendapkan. Bagian yang mengendap tersebut selanjutnya
dikeringkan dan digiling hingga diperoleh butiran-butiran pati halus berwarna
putih, yang disebut Tapioka.
Nilai
energi dan karbohidrat tapioka tidak kalah dari nasi atau olahan tepung terigu.
Konsumsi 100 gram makanan olahan tapioka setara dengan 100 gram nasi atau roti.
Karena itu, kurang tepat mengonsumsi makanan olahan tapioka sebagai cemilan
KASUS PENCEMARAN
Bandar Lampung (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (Walhi) Lampung melaporkan satu kasus pencemaran udara yang
bersumber dari sebuah perusahaan tapioka setempat kepada Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Lampung.
Pengaduan berdasarkan aspirasi masyarakat yang merasa
terganggu dengan bau busuk yang berasal dari Pabrik Tapioka di Desa Kalicinta,
Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara.
Diduga penyebab bau busuk yang dipersoalkan warga di sekitar
ibukota Kabupaten Lampung Utara itu adalah kegiatan produksi perusahaan tapioka
PT Tunas Wibawa Bhakti Persada (TWBP), yang berada di Desa Kalicinta, Kecamatan
Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara.
LIMBAH PABRIK TAPIOKA
Proses pembuatan tapioka memerlukan air untuk memisahkan pati dari serat. Pati yang larut
dalam air harus dipisahkan. Teknologi yang dekomposisi secara alami di
badan-badan perairan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau tersebut
dihasilkan pada proses penguraian senyawa mengandung nitrogen, sulfur dan
fosfor dari bahan berprotein. (Zaitun, 1999; Hanifah dkk, 1999).
SOLUSI MENGATASI PENCEMARAN
Alternatif
solusi pengolahan limbah cair tapioka adalah dengan menggunakan teknologi EM
(Effective Microorganisms).
Effective
Microorganisms merupakan kultur campuran lima kelompok mikroorganisme yang
mampu melakukan biodegradasi limbah organik, seperti senyawa
C, H2, N2 dan O2.
Mikroorganisme
EM memerlukan bahan organik untuk mempertahankan hidupnya
seperti karbohidrat, protein, lemak dan mineral lainnya (Higa,
1998).
Bahan-bahan
tersebut banyak terdapat dalam limbah cair tapioka. Reaksi fermentasi
berlangsung
dengan cepat dan EM mampu hidup secara sinergis dengan
mikroorganisme lain (Jose dkk, 2000).
Bakteri
fotosintetik dapat meng-gunakan CO2 dan H2S
untuk hidup dengan memecahkan dan menggunakan
senya-wa-senyawa bersulfur tanpa menimbulkan bau dan dapat
menghasilkan zat gula bagi bakteri EM yang lain. Mikroorganisme EM
mampu hidup baik pada medium asam atau basa, temperatur tinggi
45-500C mikroorganisme termofilik) dan pada kondisi aerob atau
anaerob (Higa, 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar