KASUS 1
Krisis Air
Sekitar 65% penduduk Indonesia ( 125 jiwa ) menetap di Pulau
Jawa. Angka ini
menimbulkan benturan kepentingan, melihat dari potensi air
di Pulau jawa hanya 4.5%
dari total potensi air di Indonesia. Permasalahan air di Jawa
termasuk katagori kritis
Hasil pemantauan
th 2004 pada sungai-sungai di Jakarta, menunjukkan parameter DO ( Dissolved
Oksigen), BOD ( Biochemical Oxygen Demand ), COD ( Chemical Oxygen Demand ),
fecal coli dan total bakteri coliform.
Sedangkan pada Air Tanah / Sumur, parameter Fe, Mn,
parameter detergen (MBAS) juga meningkat.
Pada keadaan ini mayoritas kualitas air di Jakarta sudah tidak memenuhi kriteria mutu air
kelas I menurut PP 82 Tahun 2001. hal ini disebabkan 400 dari sekitar
4000 industri di Jakarta tidak mengolah limbahnya dengan baik. Selain itu,
tidak adanya sistem sanitasi di Jakarta sehingga air limbah langsung dibuang ke
sungai
AIR MINUM
Dari 306
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang ada di Indonesia, hanya 10 % yang dalam
keadaan sehat. Selebihnya (90%) dalam keadaaan kurang baik dan beberapa
diantaranya kondisi kritis.
Kualitas
air PDAM, cenderung menurun dari tahun ke tahun,
Dilihat
dari parameter konsentrasi deterjen, tahun 1998 mencapai 0.12mg/l, th 1999
sebesar 0.17 mg/l. Padahal standar konsentrasi deterjen adalah 0.05 mg/l.
Pelayanan ( 40% responden tidak puas terhadap pelayanan PAM
Jaya )
l Air tampak keruh dan berbau tidak sedap
l Distribusi air tidak merata akibat kecilnya
tekanan air
l Tagihan terus mengalir pada warga yang
distribusi airnya kecil.
KASUS 2
Sungai
terpanjang di Jawa Barat ini ( luas seluruhnya 6.080 km2 dan panjang sungai 269
km ) merupakan sumber air minum bagi DKI Jakarta, Kab. Bekasi, Kab. Karawang,
Kab. Purwakarta, Kab. Bandung, Kota Bandung, dan Kota Cimahi. Tetapi, fungsi yang pernah disandang
Citarum kini berubah. Hampir di semua lokasi di Bantaran Sungai Citarum
ditetapkan dengan status air tercemar berat.
Dalam
pengujian yang dilakukan BPLHD Jabar sebanyak tiga kali dalam setahun,
ditemukan kandungan nitrit (NO2), timbal (Pb), klorin (Cl), fosfat (PO4), seng
(Zn), boron (B), tembaga (Cu), dan sulfat (SO4) yang melebihi ambang batas.
Keracunan
nitrit dapat mengakibatkan methemoglobinema
atau penyakit
baby blue yang rentan menyerang bayi
berumur kurang
dari empat bulan
Citarum yang mempunyai potensi sebagai sumber
irigasi bagi
300.000 ha tanah pertanian mulai
tercemar pada tahun 1986
Dalam
mengamati tanggung jawab setiap perusahaan industri dalam mengelolah limbahnya,
Pemerintah akan tegas terhadap pabrik nakal yang tidak memperhatikan pengolahan
limbah buangannya.
Mekanisme
pengajuan pelanggaran
-
PPLH
(Pegawai Pengawas Lingkungan Hidup) menemukan bukti-bukti yang cukup.
-
Kemudian dari hasil temuan, PPLH meminta PPNS (Penyidik
Pegawai Negeri Sipil) atau pihak kepolisian melakukan penangkapan
terhadap pihak yang melakukan kejahatan lingkungan tersebut.
TIdak semua pabrik melakukan hal
tersebut. Salah satu pabrik yang benar-benar menerapkan IPAL-nya ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) adalah PT
Daliatex di Dayeuhkolot.
Pabrik
yang memproduksi kain jenis georgette
ini telah
mengelola sendiri limbah cair hasil
proses
produksinya sejak 1999 yang sebelumnya
bergabung
dengan IPAL terpadu di Cisirung.
"Demi
alasan keefektifan, akhirnya kami memilih
untuk
mengelola sendiri," ungkap staf keselamatan
lingkungan PT
Daliatex, Rahmat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar