Keberlanjutan
berkenaan dengan cara pandang atas dunia, dan membentuk praktek-praktek sosial
dan personal yang membawa pada:
- Individu-individu yang beretika,
berdaya dan utuh secara personal;
- Komunitas yang dibangun berdasar
perjanjian kolaboratif, toleransi dan kesetaraan;
- Sistem sosial dan lembaga yang
partisipatori, transparan dan adil; serta
- Praktek-praktek lingkungan yang
menghargai dan menjaga keragaman dan proses ekologis penyokong kehidupan.
Tuntutan rasional
dari dunia yang saling bergantung dan sedang menciut ini adalah kesatuan seluas
dunia. Kesatuan ini mensyaratkan kesadaran dan rasa saling memiliki yang menghubungkan
kita dengan bumi kita, dan kampung halaman kita yang pertama serta terutama.
Kita semua memiliki identitas genetis, serebral, dan emosional yang sama
melalui dan melampaui keragaman individu, budaya, dan sosial. Kita adalah
proses tumbuhnya kehidupan yang dilahirkan oleh rahim bumi dan dipelihara oleh
bumi. Dan sekarang, sejak abad ke-20, semua manusia mempunyai masalah mendasar
hidup dan mati yang sama. Semua terlibat dalam komunitas planet yang sama,
menghadapi takdir yang sama. Kita harus menempatkan ‘ada’ kita dalam planet
bumi ini. Belajar berada berarti belajar hidup, berbagi, berkomunikasi,
berkelompok, hal-hal yang biasanya dipelajari di dalam lingkup kecil
masyarakat. Sejak sekarang dan seterusnya kita harus belajar menjadi, belajar
hidup, berbagi, berkomunikasi, berkelompok, sebagai manusia Planet Bumi.
Kita harus mencari
hal-hal berikut di dalam diri kita sendiri:
- Suara hati antropologis, yang
mengakui kesatuan dalam keragaman;
- Suara hati ekologis, yang sadar
bahwa kita bersama dengan semua makhluk hidup mendiami lingkungan
(biosfer) yang sama. Dengan kesadaran akan ikatan antara diri kita dan
biosfer, kita hentikan mimpi muluk untuk menguasai jagat raya dan sebagai
gantinya – memupuk kerinduan untuk hidup bersama di muka bumi;
- Suara hati warga bumi, rasa
solidaritas dan tanggung jawab terhadap anak-anak dunia;
- Suara hati spiritual akan kondisi
manusiawi, yang diperoleh melalui pemikiran kompleks yang terbuka untuk
saling mengkritik, kritis terhadap diri sendiri, dan saling memahami.
Kembangkan identitas
manusia kompleks kita. Imperatif ganda antropologis ini amat penting:
selamatkan kesatuan manusia dan selamatkan keragaman manusia. Kembangkan
identitas kita yang serentak konsentris dan plural; indentitas masyarakat
lokal, etnis, dan nasional kita; serta identitas kebumian kita. Sekarang ini,
tujuan fundamental semua pendidikan – yang bukan sekedar memajukan, melainkan
juga mempertahankan hidup manusia – adalah memperadabkan dan mempersatukan
dunia, serta mentransformasikan seluruh umat manusia ke dalam kemanusiaan
sejati. Kesadaran akan kemanusiaan kita di era planeter ini niscaya menuntun
kita pada suatu kesatuan baru dan saling berbela rasa satu sama lain.
Pendidikan masa depan harus mengajarkan etika pemahaman berskala planet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar