Perubahan iklim: Pemanasan global adalah masalah “modern”- rumit,
melibatkan seluruh dunia, berada dalam keruwetan persoalan berbeda seperti
kemiskinan, pembangunan ekonomi, dan pertumbuhan penduduk. ESD harus membawa
kesadaran para pembelajar pada kebutuhan penting untuk persetujuan
internasional dan target kuantitatif yang mampu dipaksakan untuk membatasi
kerusakan pada atmosfir dan mencegah perubahan iklim yang berbahaya. Pada tahun
1992, sebagian besar negara-negara mengikuti Konvensi Kerangka Kerja PBB
tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Cha nge)
untuk mulai mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi
pemanasan global dan dan bagaimana mengatasi seberapapun kenaikan suhu yang
akan terjadi. Pada tahun 1997, pemerintah-pemerintah menyetujui tambahan pada
perjanjian ini, Protokol Kyoto, yang memiliki kekuatan lebih besar, mengikat
secara hukum, dan diharapkan dapat berpengaruh secepatnya. ESD adalah suatu
kunci penting untuk membangun suatu lobby global untuk sebuah tindakan efektif.
Pembangunan pedesaan:
Di luar urbanisasi yang
berlangsung begitu cepat, tiga milyar atau 60% dari orang-orang di
negara-negara berkembang, atau setengah penduduk dunia, masih tinggal di
pedesaan. Tiga perempat dari penduduk miskin dunia, berpenghasilan kurang dari
satu dolar sehari, mayoritas penduduk tersebut adalah wanita, tinggal di
pedesaan. Tidak bersekolah, putus sekolah, orang dewasa yang buta huruf dan ketimpangan
gender dalam pendidikan secara tidak proporsional berlangsung tinggi di
pedesaan, sebagaimana halnya kemiskinan. Perbedaan desa-kota dalam investasi
pendidikan dan dalam kualitas pengajaran dan pembelajaran telah tersebarluas
dan perlu untuk dibicarakan kembali. Aktivitas kependidikan harus dihubungkan
dengan kebutuhan khusus dari komunitas pedesaan yakni keterampilan dan
kemampuan untuk memperbesar kesempatan ekonomi, menaikkan pendapatan dan
memperbaiki kualitas hidup. Dibutuhkan pendekatan kependidikan multisektoral
yang melibatkan berbagai usia dan pendidikan formal, non formal, dan informal
yang ada.
Urbanisasi yang
berkelanjutan: Pada saat yang sama,
kota-kota telah menjadi gerbang terdepan perubahan sosio-ekonomi global, dengan
setengah populasi dunia sekarang tinggal di daerah-daerah urban dan setengah
yang lainnya semakin bergantung pada kota untuk kemajuan ekonomi, sosial, dan
politik mereka. Faktor-faktor seperti globalisasi dan demokratisasi telah
meningkatkan peran penting kota demi tercapainya pembangunan berkelanjutan.
Oleh karena itu, lazim bila kota dianggap tidak hanya berperan mengancam
pembangunan berkelanjutan, namun juga menjanjikan peluang bagi kemajuan ekonomi
dan sosial, sekaligus peningkatan kualitas lingkungan di tingkatan lokal,
nasional, maupun global.
Pencegahan dan mitigasi bencana: pembangunan berkelanjutan akan terhambat bila komunitas sekitarnya mengalami atau terancam oleh bencana. Pengalaman dan kerja di masa lampau telah menunjukkan pengaruh penting dan positif dari pendidikan yang ternyata mampu membantu mengurangi resiko terjadinya bencana. Anak-anak yang tahu bagaimana harus bertindak dalam kondisi gempa bumi, pemuka masyarakat yang siap sedia memberikan peringatan pada warganya saat terjadi kondisi bahaya, dan keseluruhan lapisan masyarakat yang telah diajari bagaimana menyiapkan diri saat terjadi bencana alam, semuanya merupakan strategi yang lebih baik dalam meringankan dampak dari bencana yang terjadi. Pendidikan dan pengetahuan telah membekali masyarakat dengan strategi pengurangan kerawanan dan kemampuan menolong diri sendiri.
Pencegahan dan mitigasi bencana: pembangunan berkelanjutan akan terhambat bila komunitas sekitarnya mengalami atau terancam oleh bencana. Pengalaman dan kerja di masa lampau telah menunjukkan pengaruh penting dan positif dari pendidikan yang ternyata mampu membantu mengurangi resiko terjadinya bencana. Anak-anak yang tahu bagaimana harus bertindak dalam kondisi gempa bumi, pemuka masyarakat yang siap sedia memberikan peringatan pada warganya saat terjadi kondisi bahaya, dan keseluruhan lapisan masyarakat yang telah diajari bagaimana menyiapkan diri saat terjadi bencana alam, semuanya merupakan strategi yang lebih baik dalam meringankan dampak dari bencana yang terjadi. Pendidikan dan pengetahuan telah membekali masyarakat dengan strategi pengurangan kerawanan dan kemampuan menolong diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar