Sikap dan perilaku manusia sangat
dipengaruhi oleh perilaku ruang (spatial
behaviour). Hal ini mungkin sekali akan menimbulkan ketegangan lingkungan (evironmental stress), misalnya keadaan
ruangan yang akan memicu kejiwaan seseorang, sifat cahaya, suasana dan suhu.
Lebih lanjut juga pengaruh luas/sempitnya ruangan, yang akan berpengaruh
terhadap dimensi teritorialitas dan privacy
seseorang.
Environmental stress akan berpengaruh
pada diri seseorang, sesuai dengan lamanya keadaan/gangguan yang dapat diterima
olehnya untuk menanggapinya. Jadi pada dasarnya pengaruh lingkungan terhadap
kejiwaan seseorang dapat bersifat internal,
eksternal, maupun transendental.
A. Faktor internal
Dalam kehadiran seseorang dalam
lingkungan hal itu sangat tergantung pada:
(1) Jati diri
yang merupakan refleksi dari egoisme seseorang, yakni dari kepercayaan diri,
kemandirian maupun keyakinan akan kompetensi maupun perasaannya dalam
kehidupan.
(2) Empati yakni
kemampuan untuk mengenal dan memahami perasaan orang lain dalam sistem sosial
dimana dia berada. Dengan empati seseorang akan berusaha untuk “kompromi” dalam
menyesuaikan diri dengan sistem sosial dimana dia berada.
(3)
Altruisme yakni sikap dan perilaku untuk berusaha
menolong orang lain, bahkan kadang-kadang dengan mengesampingkan keperluan diri
sendiri. Jadi sikap yang terpuji adalah gabungan antara egoisme, empati dan
altruisme, karena dengan sikap ini sebenarnya seseorang juga harus memantapkan
jati dirinya sendiri terlebih dahulu.
B.
Faktor eksternal
Dalam kehidupan yang berlangsung secara
fisik dan kimiawi mungkin juga terjadi keteledoran perilaku yang tanpa sengaja
maupun di sengaja dapat membahayakan kehidupan. Misalnya dalam berbagi kegiatan
di bidang industri, perdagangan, pertanian,transportasi dan sebagainya dapat
terjadi faktor eksternal seperti penggunaan pupuk dan pestisida, termasuk bahan
yang berbahaya (peledak, narkoba, dan lain-lain), pembuangan limbah industri
dan sebagainya.
Untuk mempertajam kewaspadaan dan
kerja sama antarsektor dalam penggunaan bahan beracun dan berbahaya, telah
disusun Profil Nasional tentang pembinaan infrastruktur pengolaan bahan kimia
indonesia (Badan POM 2005).
C. Faktor transendental
Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan
perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah :
Adakanlah perjalanandimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)
Bumi sebagai
tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah
dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah,
sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk
diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya
dirusak dan dibinasakan
Hanya saja ada
sebagian kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak hanya merusak
sesuatu yang berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa sikap, perbuatan
tercela atau maksiat serta perbuatan jahiliyah lainnya. Akan tetapi, untuk
menutupi keburukan tersebut sering kali merka menganggap diri mereka sebagai
kaum yang melakukan perbaikan di muka bumi, padahal justru merekalah yang
berbuat kerusakan di muka bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar