Sekitar 3
hari yang lalu, (8-9/4) "Tercatat 23 rumah rusak berat, 97 rumah terancam
longsor dan 87 jiwa mengungsi akibat longsor di kecamatan Gununghalu, kecamatan
Rongga dan kecamatan Cipongkor, kabupaten Bandung Barat," ujar Kepala
Pusat Data Informasi dan Humas BNPB,
Tanah longsor ini dipicu hujan deras
yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin (8/4) malam, dengan intensitas 50
mm selama berjam-jam tanpa henti. Selain itu, kondisi permukiman yang berada di
tebing curam dan kondisi lereng yang dijadikan lahan pertanian semusim turut
menjadi penyebab longsor.
Penyebab utama longsor menurut
Dr Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) karena disebabkan, curah hujan dan pengaruh
aktivitas manusia. Permukiman dibangun di bawah lereng perbukitan dengan
kemiringan curam hingga sangat curah, yaitu berkisar antara 40-60 derajat.
Sebagian besar perbukitan
dibudidayakan menjadi lahan pertanian tanaman semusim. Nyaris tidak ada hutan
sama sekali. Hutan telah dikonversi menjadi lahan pertanian. Pengolahan tanaman
semusim menyebabkan tanah menjadi gembur dan air mudah meresap ke tanah.
Seperti halnya kejadian longsor
di tempat lain, terjadinya sumbatan saluran atau genangan air di bagian atas
bukit menjadi pemicu longsor. Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah
bobot tanah. Lapisan tanah menjadi jenuh dan di bagian tanah keras atau batuan
menjadi bidang peluncur sehingga longsor dan menghantam rumah-rumah yang
dibangun di bawah bukit. Tanaman keras yang ditanam di perbukitan umumnya
adalah tanaman yang bukan berakar panjang sehingga menambah beban dari struktur
tanah.
Berdasarkan
laporan masyarakat dan aparat di Kecamatan Cililin, pada 26/2/2013 dirasakan
gempa yang bersumber dari gempa 5,3 SR yang berpusat di darat di barat daya
Cianjur dan dirasakan hingga di Bandung. Kondisi ini dapat memberikan pengaruh
terhadap berkurangnya kekuatan struktur tanah atau terjadi retakan tanah yang
kemudian terisi air saat hujan sehingga memicu longsor.
Lantas
bagaimana solusi bagi masyarakat? BNPB merekomendasikan, idealnya memang
relokasi. Tetapi ini sulit dilakukan karena berkaitan dengan mata pencaharian
dan sosial budaya masyarakat. Relokasi adalah pilihan terakhir dalam
penanggulangan bencana karena faktanya sulit masyarakat dipindahkan.
Di
Indonesia terdapat 124 juta jiwa masyarakat yang di daerah rawan longsor sedang
hingga tinggi yang tersebar di 270 kabupaten/kota. Artinya ada 124 juta jiwa
yang berdiam seperti mirip di Cililin tersebut.
Data di atas dapat
di simpulkan terjadinya longsor itu karena,
l Hujan yang terus menerus
l Lereng
terjal
l Tanah
dan batuan yang kurang padat dan tebal
l Jenis
tata lahan akibat sumber pertanian
l Getaran
atau gempa
l Penggundulan
hutan
l Pengikisan
l Erosi
l Dan
lainya yang di sebabkan terutama oleh ulah manusia yang kurang memperhatikan
akibat dari kerakusan dan kecerobohan
Maka sebagai
penerus bangsa dan sekaligus untuk kehidupan yang lebih baik buat anak cucu
kita, mari kita harus meencegah terjadinya longsor tersebut, diantarnya:
l Jangan
mencetak sawah dan membuat kolam air pada lereng bagian atas di dekat
pemukiman, buatlah terasering/ sengkedan
l Segera
menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah
melalui retakan. (Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
l Jangan
menebang pohon di lereng atau pohon yang di gunakan untuk menahan air.
l Jangan
mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal dan di bawah lerng bukit,
usahalah Pembangunan rumah yang benar di lereng bukit.
l Jangan
memotong tebing jalan menjadi tegak. Dan Jangan mendirikan rumah di tepi sungai
yang rawan erosi.
TAHAPAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR
l Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan
bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan
atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan
pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana..
l Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi
bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penaggulangannya.
l Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah
strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya,
oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
l Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten
/Kota atau Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang
ditimbulkannnya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain,
mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada
masyarakat dan aparat pemerintah
KESIMPULAN DAN SARAN
l Gunakanlah
akal kita untuk berfikir lebih jauh bagaimana melakukan sesuatu yang timbulnya
tidak berakibat fatal
l Janganlah
menebang hutan baik di lereng maupun di daerah yang resapan airnya kurang,
karena peran hutan sangat penting buat menyerap air dan terjadinya longsor
l Buatlah
pemukiman pada daerah yang jauh dari
lereng atau sungai, karena dapat terjadinya rawan longsosungair
l Bunglah
sampah atau benda yang dapat menyumbat pada aliran sungai, sebab akan
mengakibatkan tergenangnya air danberdampak pada longsor ataupun banjir