Indonesia adalah Negara agraris yang masyarakatnya
hidup di bidang pertanian. salah satunya pertanian padi. Sepanjang tahun
produksi padi menghasilkan limbah berupa jerami padi dalam jumlah yang besar.
Jumlahnya sekitar 20 juta per tahun. Menurut data BPS tahun 2006, luas sawah di
Indonesia adalah 11,9 juta ha. Produksi per hektar sawah bisa mencapai 12-15
ton bahan kering setiap kali panen, tergantung lokasi dan varientasi tanaman. Selain
itu unsur hara dan kompenen yang terkandung di dalam jerami itu juga sangat
luar biasa.
Menurut penelitian ketika kita memanen padi 5 ton
gabah kering dari 1 ha sawah maka kita telah kehilangan unsur hara 150 kg N, 20
Kg P, 150 Kg K dan 20 Kg S yang terbawa oleh hasil panen kita. Dari hasil panen
5 ton gabah kering tersebut biasanya akan dihasilkan 7,5 ton jerami. Di
Indonesia rata-rata kandungan unsur hara yang terkandung dalam jerami adalah
0,4 % N, 0,02 % P, 1,4 % K dan 5,6 % Si. Dan yang perlu diketahui adalah ketika
kita memanen padi 5 ton/ha akan dihasilkan jerami sebanyak 7 ton yang
mengandung 45 kg N, 10 Kg P, 125 Kg K, 10 Kg S, 350 Kg Si, 30 Kg Ca 10 Kg Mg.
sedangkan untuk kompenennya sendiri terdiri dari 39% selulosa, 27%
hemiselulosa, 12% legini, 11% abu.
Setelah kita tahu jumlah jerami padi yang begitu besar
tiap tahunnya serta unsur hara dan kompenen yang ada di dalam jerami padi
tersebut, sayang sekali kalau tidak kita manfaatkan dengan baik. Inilah
beberapa manfaat dari jerami padi.
Membuat jerami menjadi tape jerami. Tape jerami
merupakan hasil olahan jerami dengan cara difermantasi sehingga menjadi bahan
yang siap dikonsumsi ternak ruminansia. Dengan dibuat tape jerami kandungan
protein, nutrisi dan vitamin pada jerami akan meningkat.
Membuat jerami menjadi kompos. Seperti halnya membuat
kompos dengan bahan organic lain, dalam pembuatan kompos dengan media jerami
juga memerlukan mikro organism dekomposer untuk mempercepat proses fermentasi.
Dengan menggunakan dekomposer hanya butuh waktu 15-20 hari untuk membuat kompos
yang siap pake dan langsung di aplikasikan ke sawah lagi. Dalam proses
mengkomposkan jerami bisa ditambahkan kotoran sapi atau sampah hijau( bahan
organik) yang lain.
Pembakaran jerami oleh petani. secara tak langsung
mengembalikan unsur hara jerami ke dalam tanah, membunuh bakteri patogen yang
ada dalam tanah, dan ikut mengurangi gulma yang ada di lahan pertanian. Hasil
pembakaran jerami berupa selulosa akan lebih cepat diserap tanah dalam kondisi
abu karena kandungan protein dan karbonnya sudah terpecah. Dengan demikian
tanpa disadari pembakaran jerami juga menguntungkan tanah secara tak langsung.
Jerami padi sebagai briket bahan bakar. Nilai
kandungan jerami padi bila digabung dengan bunkil jarak dan sekam padi bisa
mencapai 5500 kcal/kg belum lagi ditambah kulit kedelai yang bisa dimanfaatkan
sebagai briket. Briket jerami padi tentu bisa menjadi alternatif bahan bakar
bagi masyarakat di pedesaan untuk menghemat biaya bahan bakar dari minyak atau
gas. Karena briket jerami padi lebih bersih dan tidak mengandung racun seperti
hal-nya briket batubara yang menghasilkan gas oksida nitrit (NOx) dan oksida
sulfur (SOx).
Jerami padi sebagai penghasil bio-ethanol atau gas
hidrogen. Dengan menggunakan reaksi hidrolisis pada jerami padi akan didapatkan
ethanol untuk bahan bakar mesin giling dan kendaraan bermotor. Dan jika
membutuhkan gas untuk pembangkit listrik maka proses gasifikasi dari jerami
padi mampu memproduksi gas hidrogen untuk menyalakan turbin listrik.
Bukan main betapa banyaknya fungsi jerami padi yang
selama ini dianggap sebagai limbah pertanian ini.Melihat banyaknya fungsi
jerami padi tersebut sudah selayaknya para petani mulai dibekali pengetahuan
dan keterampilan bagaimana memanfaatkan jerami padi pasca panen di pedesaan.
Jumlah jerami padi yang cukup melimpah tentunya mampu menghasilkan nilai
tersendiri bagi kaum petani di Indonesia. (Dian Tri Putra)
keren artikelnya,semoga pertanian indonesia semakin berkembang.
BalasHapusbagaimana caranya jerami padi mampu memproduksi gas hidrogen ?
BalasHapus