Sabtu, 29 Juni 2013

LONGSOR MENGHANTAM BANDUNG

          Sekitar 3 hari yang lalu, (8-9/4) "Tercatat 23 rumah rusak berat, 97 rumah terancam longsor dan 87 jiwa mengungsi akibat longsor di kecamatan Gununghalu, kecamatan Rongga dan kecamatan Cipongkor, kabupaten Bandung Barat," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB,
                Tanah longsor ini dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin (8/4) malam, dengan intensitas 50 mm selama berjam-jam tanpa henti. Selain itu, kondisi permukiman yang berada di tebing curam dan kondisi lereng yang dijadikan lahan pertanian semusim turut menjadi penyebab longsor.
                Penyebab utama longsor menurut Dr Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) karena disebabkan, curah hujan dan pengaruh aktivitas manusia. Permukiman dibangun di bawah lereng perbukitan dengan kemiringan curam hingga sangat curah, yaitu berkisar antara 40-60 derajat.
                Sebagian besar perbukitan dibudidayakan menjadi lahan pertanian tanaman semusim. Nyaris tidak ada hutan sama sekali. Hutan telah dikonversi menjadi lahan pertanian. Pengolahan tanaman semusim menyebabkan tanah menjadi gembur dan air mudah meresap ke tanah.
                Seperti halnya kejadian longsor di tempat lain, terjadinya sumbatan saluran atau genangan air di bagian atas bukit menjadi pemicu longsor. Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Lapisan tanah menjadi jenuh dan di bagian tanah keras atau batuan menjadi bidang peluncur sehingga longsor dan menghantam rumah-rumah yang dibangun di bawah bukit. Tanaman keras yang ditanam di perbukitan umumnya adalah tanaman yang bukan berakar panjang sehingga menambah beban dari struktur tanah.
          Berdasarkan laporan masyarakat dan aparat di Kecamatan Cililin, pada 26/2/2013 dirasakan gempa yang bersumber dari gempa 5,3 SR yang berpusat di darat di barat daya Cianjur dan dirasakan hingga di Bandung. Kondisi ini dapat memberikan pengaruh terhadap berkurangnya kekuatan struktur tanah atau terjadi retakan tanah yang kemudian terisi air saat hujan sehingga memicu longsor.
          Lantas bagaimana solusi bagi masyarakat? BNPB merekomendasikan, idealnya memang relokasi. Tetapi ini sulit dilakukan karena berkaitan dengan mata pencaharian dan sosial budaya masyarakat. Relokasi adalah pilihan terakhir dalam penanggulangan bencana karena faktanya sulit masyarakat dipindahkan.
                  Di Indonesia terdapat 124 juta jiwa masyarakat yang di daerah rawan longsor sedang hingga tinggi yang tersebar di 270 kabupaten/kota. Artinya ada 124 juta jiwa yang berdiam seperti mirip di Cililin tersebut.
  Data di atas dapat di simpulkan terjadinya longsor itu karena,
l   Hujan yang terus menerus
l  Lereng terjal
l  Tanah dan batuan yang kurang padat dan tebal
l  Jenis tata lahan akibat sumber pertanian
l  Getaran atau gempa
l  Penggundulan hutan
l  Pengikisan
l  Erosi
l  Dan lainya yang di sebabkan terutama oleh ulah manusia yang kurang memperhatikan akibat dari kerakusan dan kecerobohan
         Maka sebagai penerus bangsa dan sekaligus untuk kehidupan yang lebih baik buat anak cucu kita, mari kita harus meencegah terjadinya longsor tersebut, diantarnya:
l  Jangan mencetak sawah dan membuat kolam air pada lereng bagian atas di dekat pemukiman, buatlah terasering/ sengkedan
l  Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan. (Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
l  Jangan menebang pohon di lereng atau pohon yang di gunakan untuk menahan air.
l  Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal dan di bawah lerng bukit, usahalah Pembangunan rumah yang benar di lereng bukit.
l  Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak. Dan Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.

TAHAPAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR
l  Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana..
l  Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penaggulangannya.
l  Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
l  Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah
KESIMPULAN DAN SARAN
l  Gunakanlah akal kita untuk berfikir lebih jauh bagaimana melakukan sesuatu yang timbulnya tidak berakibat fatal
l  Janganlah menebang hutan baik di lereng maupun di daerah yang resapan airnya kurang, karena peran hutan sangat penting buat menyerap air dan terjadinya longsor
l  Buatlah pemukiman pada daerah yang  jauh dari lereng atau sungai, karena dapat terjadinya rawan longsosungair

l  Bunglah sampah atau benda yang dapat menyumbat pada aliran sungai, sebab akan mengakibatkan tergenangnya air danberdampak pada longsor ataupun banjir

BAHAN BAKAR AIR UNTUK GENERASI YANG AKAN DATANG TEKNOLOGI BERBASIS HYBRID

Mengingat pentingnya penghematan bahan bakar pada saat ini, diperlukan
adanya inovasi baru bidang teknologi bahan bakar, saat ini telah ada Cell
Mobil Hybrid tapi harga dari teknologi ini tidak terjangkau oleh masyarakat
sehingga pemanfaatannya tidak banyak berpengaruh terhadap keseimbangan
lingkungan.
Menurut data dari BPPT,
       Pasokan gas di Indonesia hanya bisa bertahan sekitar 30 tahun,
       Pasokan bahan bakar batu bara sekitar 50 tahun, 
       Pasokan bahan bakar hanya bisa bertahan sekitar 11 tahun.
 Seperti kita ketahui bahwa Bensin dan Solar termasuk bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui, keberadaan yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.
Minyak menjadi barang mewah di beberapa daerah di Indonesia. Dan lebih buruk lagi, ketika harga minyak naik, harga kebutuhan hidup meningkat. Indonesia membutuhkan sumber energi terbarukan dan mengoptimalkan kualitas lingkungan. Teknologi Bahan Bakar Air merupakan salah satu solusi yang saat ini masih terus dikembangkan dan disempurnakan.
Sejarah Record:
2006 hingga 2008, teknologi bahan bakar air menjadi perhatian negara-negara pencinta bahan bakar yang efisien.
       Voll John Bosco di Palu, Sulawesi Tengah, telah berhasil menerapkan teknologi ini untuk sepeda.
       Ir. Winning FX Agus Santoso, Jogja, berhasil mendorong konsumsi bahan bakar hingga 15% dengan Air Fuel.
       Joko Suprapto di Nganjuk, Jawa Timur, berhasil menemukan teknologi biofuel (bahan bakar air laut).
BAHAN BAKAR AIR PADA KENDARAAN
       Hidrogen On Demand (HOD) atau Air Hybrid adalah teknologi hemat bahan bakar dengan campuran bahan bakar air murni, dan solar atau bensin,
       Proses pembakaran menjadi sempurna (tidak mencemari udara). Inti dari teknologi ini bergantung pada proses elektrolisis air ketika mesin kendaraan dihidupkan sehingga  akan menghasilkan gas yang dikenal sebagai pabrik gas coklat.  Dalam kimia, rumus berwarna coklat gas HHO (2 Hydrogen + 1 Oxygen).
       Gas Brown ( Gas Hydroxy ) dan pembakaran dapat menghasilkan ton energi yang hanya membutuhkan arus listrik yang relatif sangat kecil. Proses elektrolisis air, pembentukan gas HHO adalah kombinasi dari tiga faktor utama yang bekerja:
  1. Arus arus searah listrik (DC) yang mengalir melalui tiga komponen pekerjaan, kawat elektroda.
  2. Vortex magnet (pusaran magnetik) yang disebabkan oleh elektroda.
  3. Tekanan udara (vacumm) berasal dari mesin.
  4. Masuknya gas cokelat ke ruang pembakaran mesin, secara langsung akan meningkatkan tingkat atau oktan bahan bakar.
  5. Peningkatan angka oktan, tenaga yang dihasilkan akan lebih kuat, karena pembakaran menjadi lebih sempurna.
  6. Pembakaran piston jika yang lebih dekat ke pusat kematian atas (TDC) akan membuat gerakan piston tidak terganggu dan mesin menjadi lebih halus. Kesempurnaan api disebabkan oleh pembakaran lebih lambat.
  7. Singkatnya, teknologi gas brown dalam penerapan kendaraan memberikan kontribusi lebih untuk menormalkan sehingga mesin bekerja lebih efisien.
Kendaraan yang menggunakan bahan bakar air, memliki emisi gas buang rendah dan meningkatkan tenaga mesin.
Hanya dengan 4 liter air murni, Anda dapat meningkatkan efisiensi efisiensi bahan bakar kendaraan sebesar 50%.
Daya listrik sangat kecil AKI dapat memisahkan air menjadi gas HHO atau selain energi yang dihasilkan, akhir proses juga melepaskan air HHO gas memiliki kekuatan 3 kali lebih kuat daripada bensin.

Kesimpulan dan saran
Teknologi dengan proses elektrolisis air akan menghasilkan hasil gas brown atau HHO, terbukti  lebih aman, ekonomis, dan mudah dikontrol.

Pemerintah wajib memfasilitasi perizinan, bahkan bila perlu untuk memfasilitasi teknologi baru ini akan menjadi program dinamis dan menarik. Ketika Air Hybrid merupakan program nasional, banyak negara-negara asing untuk menghemat bahan bakar.

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH TERNAK SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MENGATASI KRISIS BAHAN BAKAR MINYAK ( BBM )

Dalam rangka mengatasi krisis BBM perlu kita pikirkan jalan keluarnya, salah satunya
 adalah
 membuat gas metan berupa biogas
 yang bahannya berasal dari kotoran ternak ,karena kotoran ternak selama
 ini hanya dijadikan sebagai pupuk kandang dan walaupun
sering kali menjadikan pencemaran lingkungan ditengah masyarakat sekitar.
Oleh karena itu biogan metan bisa dijadikan sebagai pengganti minyak tanah
 dan gas elpiji  yang saat ini sulit di dapat oleh masyarakat, walaupun ada harganya
 sangat mahal sulit terjangkau oleh masyarakat. Dengan adanya program pemerintah
 ini, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kotoran ternaknya menjadi biogas
 untuk memasak makanan, air dan lain-lain yang ramah lingkungan. Biogas ini bukan
 hal yang baru karena sejak tahun 1900 India merupakan pelofor pengguna biogas
 sejak di jajah Inggris. Karena di berbagai negara seperti Inggris, rusia, Amerika,
 sudah lama mengunakan biogas dari kotoran ternak.
               
Jika kita menggantungkan terus pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas
sebagai energi utama tanpa mencari alternatip lain maka beban hidup akan semakin
 berat terutama masyarakat kecil pedesaan padahal ada alternatip yang mudah
dengan membuat biogas dari kotoran ternak. Pemerintah sudah saatnya
mengalokasikan sebagian dari pengurangan subsidi BBM untuk mengembangkan
biogas dari kotoran ternak keseluruh pelosak pedesaan.
Sudah saatnya pula kita berfikir dan berusaha mengembangkan kreatifitas untuk
 mengembangkan energi alternatip dari kotoran ternak, karena sudah banyak hasil
penelitian ilmiah yang berhasil. Kegiatan yang harus kita lakukan sekarang adalah
 mengaplikasikan hasil penelitian tersebut untuk kepentingan masyarakat.
 Usaha ini juga harus didukung dengan mengubah pola pikir masyarakat
untuk menerima kehadiran teknologi baru.
HASIL SAMPINGAN TERNAK
Ternak sapi, kerbau, kuda, ayam petelur, kambing banyak dipelihara oleh masyarakat
pedesaan sebagai usaha sampingan selain bercocok tanam. Limbah dari usaha tersebut
berupa limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, kulit telur,
 lemak, darah, bulu, kuku dan lain lainnya. Volume dan jenis limbah tergantung pada
 jenis dan banyaknya ternak yang dipelihara. Feses, urine, sisa makanan yang
 merupakan limbah utama dari ternak selama ini oleh masyarakat dimanfaatkan sebagai
pupuk organik. Pemanfaatan Limbah ternak selama ini belum optimal, karena sebelum
kotoran ternak itu dijadikan pupuk organik terlebih dahulu dapat diproses untuk
menghasilkan biogas dimana gas itu dapat digunakan untuk memasak menggantikan
 minyak tanah ataupun gas LPG.
Disisi lain, peternakan juga menjadi penyebab timbulnya pencemaran air, bau tak sedap,
 mengganggu pemandangan dan bahkan sebagai sumber penyakit. Kita ingat belum
lama ini dengan timbulnya wabah flu burung. Dengan adanya teknologi biogas seluruh
 permasalahan lingkungan akibat pencemaran dapat dikurangi.
PRINSIP PEMBUATAN BIOGAS
Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.
                Bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya                
                 biogas yang diinginkan. Lahan yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa paralon.
                Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester. Disamping digester harus dibangun juga penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
ISI DAN PEMBAHASAN
Beberapa kelompok masyarakat di Indonesia memang sudah mulai berhasil mengurangi ketergantungan kepada energi fossil atau energi konvensional.  Keterlibatan organisasi-organisasi non-pemerintah dalam mendampingi kreasi masyarakat itu membantu penyebaran pengetahuan dan keterampilan baru itu kepada kelompok-kelompok masyarakat lain.
Menurut perkiraan Energy Information Administration (EIA), pemakaian energi hingga tahun 2025 masih didominasi bahan bakar fosil, yakni minyak bumi, gas alam dan batubara, termasuk di Indonesia. Meskipun, data Departemen ESDM menyebutkan bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia hanya cukup untuk 18 tahun kedepan, sedangkan gas bumi masih cukup untuk 61 tahun lagi, dan cadangan batubara masih lumayan lama — 147 tahun. Selain itu, bahan bakar fosil mengeluarkan emisi karbon yang besar dan merupakan salah satu sumber utama pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim.
Pembuatan Biogas
Bio gas sangat mudah diproduksi. Bahan dasarnya berupa kotoran sapi diaduk ke dalam drum. Komposisinya setengah drum diisi kotoran sapi sebanyak kira-kira tiga argo (kereta dorong yang biasa untuk mengangkut bahan bangunan). Baru seperempatnya ditambahi air. Setelah komposisi itu terpenuhi, kotoran sapi dan air diaduk merata. Ampas kotoran dari rumput-rumputan yang belum halus oleh proses pencernaan di dalam perut sapi dipisahkan. Ini dilakukan agar tidak terjadi penyumbatan saat dimasukkan ke dalam reaktor.
Cara kerja membuat biogas:
Mencampurkan kotoran sapi yang masih baru keluar dari anus sapi dengan air ( perbandingannya 1:1) di bak pencampuran / tempat yang telah disediakan.
setelah itu, campuran itu akan masuk ke dalam reaktor /digesternya dan disitu akan terjadi reaksinya.
gas yang dihasilkan akan tertampung dengan sendirinya melalui saluran pipa yang telah disambungkan ke tempat penampungan gas.
gas yang dihasilkan dapat dibakar dan menjadi api sehingga bisa digunakan untuk memasak.
JENIS JENIS PENGOLAHAN LIMBAH
1. Pengolahan Limbah Secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
2. Pengolahan Limbah Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi),
3. Pengolahan Limbah Secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
Kesimpulan
Program pemerintah berupa bogas dapat di jadikan sebagai energi alternatif untuk jangka panjang terutama masyarakat pedesaan karena BBM semakin mahal. Limbah biogaspun dapat di manfaatkan sebagai pupuk organic dan juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
.Saran
Semoga pemerintah semakin menggalakkan program biogas dan memberikan subsidi kepada petani ternak agar meraka lebih menguasai teknik pembuatan biogas yang lebih baik.


MANFAAT MELAKUKAN AUDIT LINGKUNGAN

1.      Audit lingkungan merupakan alat manajemen, akan tetapi dapat juga digunakan sebagai alat dari badan pengatur dan setiap kelompok yang berhubungan dalam menilai kinerja lingkungan.
2. Audit lingkungan harus sistematis (bukan semarangan), didokumentasikan, berkala (bukan hanya sekali), dan obyektif (tidak menutupi kesalahan).
3. Audit lingkungan meningkatkan kinerja / performa.
4. Tujuan audit lingkungan adalah memberi kontribusi untuk mengamankan lingkungan.
5. Audit lingkungan merupakan bagian dari sistem manajemen.
6. Audit lingkungan berhubungan dengan menilai kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan persyaratan peraturan, akan tetapi juga dengan standar yang sesuai menurut pandangan manajemen.


      Audit lingkungan menyatakan secara tidak langsung gagasan berikut :
A. Sekumpulan pengaturan lingkungan yang direncanakan dan prosedur-prosedur, yaitu perusahaan dan semua manajemen serta stafnya menyadarinya.
B. Termasuk persyaratan legal dan juga tujuan manajemen.
C. Suatu penilaian apakah pengaturan yang direncanakan secara efektif dimplementasikan dan apakah mereka cocok untuk memenuhi kebijakan lingkungan perusahaan.


Mengapa audit lingkungan dilakukan ?
Ø Keinginan~ dewan direksi atau CEO untuk mendapatkan kepastian bahwa perusahaan bertanggung jawab dan secara memadai menangani tanggung jawab lingkungannya.
Ø Inisiatif~ manajemen tingkat yang lebih rendah atau menengah untuk memperbaiki aktivitas pengelolaan lingkungan yang ada dan mengejar apa yang perusahaan lain sedang lakukan.
Ø Kejadian~ dari masalah atau kecelakaan lingkungan.
Ø Tanggapan~ terhadap suatu keinginan untuk mengantisipasi dan menghadapi masalah potensial.
Manfaat Audit Lingkungan
Dari definisi diatas dapat juga dimengerti apa manfaat dari audit lingkungan tersebut, antara lain adalah :
§ Untuk meningkatkan efektifitas manajemen dan rasa memperbaiki aktifitas pengelolaan lingkungan yang ada Audit lingkungan di Indonesia, Sesuai dengan GBHN 1993, sistem yang dianut dalam pelaksanaan pembangunan nasional adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. “Pembangunan yang dilakukan untuk mengolah sumber daya alam, tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.”
§ Dasar hukum upaya pelestarian lingkungan hidup adalah Undang undang no 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.
§ Pelaksanaan audit lingkungan hidup bersifat sukarela dan pemerintah tidak mewajibkan semua perusahaan melakukan audit lingkungan, namun pemerintah berhak melakukan pemeriksaaan.

TUJUAN DAN FUNGSI AUDIT LINGKUNGAN
Tujuan dan Fungsi Audit Lingkungan
Tujuan audit lingkungan sangatlah luas, tergantung sudut pandang yang kita lihat. Dibawah ini adalah pendapat para ahli terhadap tujuan audit lingkungan :
§ Menurut Grant Ledgerwood, Elizabeth Street, dan Riki Therivel, bahwa audit lingkungan mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu :
1. Ketaatan terhadap peraturan.
2. Bantuan untuk akuisisi dan penjualan aktiva.
3. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.
§ Menurut The International Chamber of Commerce :
Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya.
§ Apabila beroperasi secara efektif, suatu sistem manajemen lingkungan korporat memberikan manajemen pengetahuan yaitu :
1. Perusahaan mentaati hukum dan peraturan lingkungan.
2. Kebijakan & prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke seluruh organisasi.
3. Risiko korporat yang berasal dari risiko lingkungan dinyatakan dan berada dibawah pengendalian.
4. Perusahaan mempunyai sumber daya dan staf yang tepat untuk pekerjaan lingkungan, menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat mengendalikan masa depan suber daya tersebut.

Sistem manajemen lingkungan terdiri dari beberapa fungsi yang saling berkaitan :
1. Perencanaan.
2. Pengorganisasian.
3. Menuntuk & mengarahkan.
4. Mengkomunikasikan.
5. Mengendalikan & menelaah.
Dengan fungsi manajemen lingkungan yang saling berkaitan tersebut dapat disimpulkan fungsi audit lingkungan,yaitu :
a. Upaya peningkatan pentaatan terhadap peraturan : misal baku mutu lingkungan.
b. Dokumen suatu usaha pelaksanaan :
• SOP (Prosedur Standar Operasi).
• Pengelolaan dan Pemanfaatan Lingkungan.
• Tanggap Darurat.
c. Jaminan menghindari kerusakan lingkungan.
d. Realisasi dan keabsahan prakiraan dampak dalam dokumen AMDAL.
e. Perbaikan penggunaan sumberdaya (penghematan bahan, minimasi limbah, identifikasi proses daur hidup).
Penyebab dari kondisi industri yang berisiko adalah :
1. Orang yang tidak memahami peraturan dan prosedur secara baik,sehingga tidak memperhatikan setiap detil pekerjaan.
2. Fasilitas fisik yang tidak memadai.
3. Sistem manajemen yang terbatas.
4. Prosedur yang tidak memadai, tidak sesuai atau kuno.
5. Kekuatan eksternal, seperti gempa bumi, angin topan/badai, kerusuhan / huru-hara, dan sabotase.
6. Tekanan internal yang bersaing (memperoleh laba sebanyak-banyaknya).


Prinsip Dasar Audit Lingkungan
Sebenarnya prinsip dalam audit lingkungan tergantung pelaksana atau auditor masing masing, akan tetapi disini terdapat prinsip yang mendasar yaitu adalah :
a. Karakteristik.
1. Metodologi Komprehensif.
2. Konsep pembuktian dan pengujian.
3. Pengukuran dan standar yang sesuai.
4. Laporan tertulis.

b. Kunci Keberhasilan.
1. Dukungan pihak pimpinan.
2. Keikutsertaan semua pihak.
3. Kemandirian dan obyektifiktas auditor.
4. Kesepakatan tentang tata laksana dan lingkup audit

Pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia
l  Ketika melihat audit lingkungan, kadang terpikir ini adalah sebuah ruang untuk menjaga tetap berkualitasnya kondisi lingkungan hidup. Dalam pembelajaran, terlihat jelas bahwa audit lingkungan hanya merupakan sebuah kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan adalah audit lingkungan dalam ISO 14000, bukan pada audit lingkungan yang termaktub dalam perundang-undangan negeri ini.
l  Kementerian Lingkungan Hidup sendiri telah mengeluarkan turunan UU mengenai audit lingkungan, yaitu KepMenLH No 30/2001 [p], juga sebelumnya pada KepMenLH No 42/1994.
l  Gaung Audit Lingkungan mulai menggema ketika WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) berpendapat bahwa sistem AMDAL yang ada sepatutnya dilengkapi dengan audit lingkungan.


PRODUKSI BERSIH

Produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang sifatnya mengarah pada pencegahan dan terpadu untuk diterapkan pada seluruh siklus produksi. Produksi bersih merupakan sebuah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif atau pencegahan dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan .
UNEP (1994)
Strategi pencegahan dampak lingkungan terpadu yg ditetapkan scr terus menerus pd proses, produk, jasa untuk meningkatkan efisiensi scr keseluruhan dan mengurangi resiko terhadap manusia maupun lingkungan
BAPEDAL – BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN (1995)
Strategi pengelolaan lingkungan yg preventif dan diterapkan scr terus-menerus pd proses produksi, serta daur hidup produk dan jasa untuk meningkatkan eko-efisiensi dengan tujuan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan
Penerapan Produksi Bersih sangat luas mulai dari kegiatan pengambilan bahan termasuk pertambangan, proses produksi, pertanian, perikanan, pariwisata, perhubungan, konservasi energi, rumah sakit, rumah makan, perhotelan, sampai pada sistem informasi.
Pola pendekatan produksi bersih dalam melakukan pencegahan dan pengurangan limbah yaitu dengan strategi 1E4R (Elimination, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery/Reclaim) (UNEP, 1999).


PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM STRATEGI PRODUKSI BERSIH DALAM KEBIJAKAN
  1. Rethink
                Suatu konsep pemikiran yg harus dimiliki pd saat awal kegiatan atau awal operasi
b.            Reduce-pengurangan limbah pd sumbernya
                Upaya mengurangi atau menurunkan timbulan limbah pd sumbernya
c.             Re-use-penggunaan kembali
                Upaya menggunakan kembali suatu limbah tanpa mengalami perlakuan fisika, kimia atau biologi
d.            Recycle-daur ulang
                Upaya memanfaatkan kembali dengan pemrosesan ke proses semula yg dpt dicapai melalui perlakuan fisika, kimia, dan biologi
e.            Recovery-ambil ulang
                Upaya memisahkan suatu bahan atau energi dr suatu limbah untuk kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika, kimia dan biologi
f.             Pengolahan limbah
                Limbah yg muncul dalam sistem produksi, kualitas dan kuantitasnya dikendalikan agar tidak melebihi baku mutu yg dipersyaratkan
g.            Pembuangan limbah
                Upaya terakhir yakni membuang limbah yg seharusnya diupayakan aman bagi manusia dan lingkungan

KEUNTUNGAN DAN MANFAAT YANG DAPAT DIPEROLEH DENGAN MENERAPKAN PRODUKSI BERSIH:
1. Menghemat dalam pemakaian bahan baku

2. Mengurangi Biaya pengolahan limbah

3. Mencegah terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan

4. Mengurangi bahaya terhadap kesehatan dan keselamatan kerja

5. Meningkatkan daya saing produk

6. Meningkatkan image yang baik terhadap perusahaan



Management Lingkungan


Dalam tiga dasawarsa terakhir telah terjadi perubahan cara pandang dunia dalam melihat masalah lingkungan.
Pada tahun enam puluhan masalah lingkungan hanya dipandang sebagai masalah lokal, pencemaran udara diperkotaan, masalah limbah industri, dan sebagainya.
Pada tahun  tujuh puluhan masalah lingkungan dipandang sebagai masalah global seperti hujan asam, kerusakan lapisan ozon, pemanasan global dan perubahan iklim. Pada tahun delapan puluhan timbul kesadaran bahwa masalah lingkungan global dapat mengancam kelangsungan pembangunan ekonomi.
Agar berhasil dalam persaingan global perlu dipahami aturan main yang berlaku di dalamnya. Salah satu ketentuan yang harus dipenuhi adalah bahwa dalam proses produksi suatu produk dan jasa tidak boleh merusak lingkungan (Hadiwiardjo, 1977).
Melihat upaya yang makin gencar untuk perlindungan lingkungan, semua negara sepakat mengenai kewajiban melindungi dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. Kenyataan ini telah menempatkan aspek lingkungan menjadi faktor yang berpengaruh dalam pola perdagangan barang dan jasa. Issue pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup dijadikan prasyarat bagi setiap negara yang ingin ikut berperan aktif dalam perdagangan dunia
Pada era reformasi masyarakat indonesia mulai sadar untuk memperhatikan ligkungan.
Salah satu issue utama yang mendapat perhatian besar adalah pencemaran lingkungan hidup oleh perusahaan-perusahaan industri. Masalah pencemaran lingkungan sebenarnya sudah lama menjadi sorotan masyarakat diberitakan meluas oleh berbagai media massa, tetapi kurang mendapat tanggapan positif dari aparat berwenang. Pada era reformasi ini masalah pencemaran lingkungan tetap mendapat sorotan tajam dari masyarakat dan tuntutan dari masyarakat akan hak-haknya untuk mendapatkan kualitas lingkungan hidup yang sehat semakin keras dikumandangkan.

                Sekarang ini pihak pengusaha industri mendapat tekanan kuat dari dua arah secara simultan yaitu dari luar dan dalam negeri. Dalam situasi demikian, perusahaan industri jika ingin survive tidak punya pilihan lain, selain meninjau dan mengkaji ulang visi, orientasi dan kebijakan perusahaan terhadap lingkungan hidup. Mereka dituntut untuk merubah Sistem Manajemen Lingkungan agar sesuai dengan konsep Pembangunan Berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

STRUKTUR DASAR ISO 14001

Tujuan secara menyeluruh dari penerapan sistem manajemen lingkungan (SML) ISO 14001
          untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuhan dan binatang dalam kondisi terbaik yang paling mememungkinkan.
          menurunkan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dan limbah berbahaya.

KARAKTERISTIK ISO  14001
          Generik
1.      Dapat diterapkan untuk seluruh tipe dan ukuran organisasi
2.      Mengakomodir beragam kondisi geografis, sosial dan budaya.


·         Sukarela
1.      Tidak memuat persyaratan kinerja lingkungan (misal, kriteria untuk sarana  pengolahan limbah cair)

Sarana untuk secara sistematis mengendalikan dan mencapai organisasi kinerja lingkungan yang dikehendaki.
          Memuat kinerja yang fundamental untuk dicapai :
1.      Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan lingkungan yang relevan
2.      Komitmen untuk terus menerus memperbaiki sejalan dengan     kebijakan organisasi.

Didesain komplemen dgn standar seri Sistem manajemen Mutu ISO 9000.
Dapat digunakan untuk keperluan sertifikasi dan/ atau deklarasi sendiri.
          Dinamis, adaptif terhadap :
1.      Perubahan di dalam organisasi : sumberdaya yang digunakan, kegiatan dan proses yang berlangsung.
2.      Perubahan diluar organisasi : peraturan, pengetahuan tentang dampak
3.      lingkungan dan teknologi.

          Standar SML memuat persyaratan sistem manajemen yang berbasis pada siklus “plan, implement, check and review”
          Keterkaitan yang erat antar klausul atau elemen standard.
PRINSIP POKOK DAN ELEMEN ISO 14001
          Prinsip 1 : Komitmen dan kebijakan : Organisasi  harus  menetapkan  kebijakan  lingkungan dan memastikan  memiliki   komitmen terhadap SML.
          Prinsip 2 : Perencanaan : Organisasi harus menyusun rencana untuk mentaati kebijakan lingkungan yang  ditetapkannya sendiri.
          Prinsip 3 : Implementasi dan Operas /: Agar terlaksana dengan efektif, organisasi harus mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mentaati kebijakan  lingkungan, tujuan dan sasaran manajemen.
          Prinsip  4 : Pemeriksaan dan Koreksi : Organisasi harus memeriksa, memantau dan mengoreksi kinerja lingkungannnya.

          Prinsip 5 : Kaji Ulang Manajemen : Agar terlaksana dengan efektif, organisasi harus mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mentaati kebijakan  lingkungan, tujuan dan sasaran manajemen.

PENDIDIKAN LINGKUNGAN

(Pendahuluan)
       Sebagai manusia kita wajib mencari perubahan yg baik bagi diri & org2 disekeliling kita dng cara bertanggung jawab terhadap hak2 semua orang utk melakukan hal yg sama
       Untuk melakukannya kita harus memahami diri, kekuatan, keterbatasan, hubungan2 kita thd masyarakat, lingkungan & dunia
       Pendidikan untuk pembangunan adlh suatu ikhtiar & berkelanjutan untuk kita semua demi menyongsong hari esok yg jadi milik kita bersama
Konferensi PBB ttg Lingkungan & Pembangunan thn 1992Konferensi Bumi (The Earth Summit) :
Memberikan prioritas yg tinggi pada peranan pendidikan dlm mencapai pembangunan yg akan menghormati & menjaga lingkungan alam. Fokusnya pada orientasi pendidikan dlm rangka membantu perkembangan nilai tingkah laku yg bertanggung jawab bagi lingkungan serta penggambaran cara melakukannya.

Pertemuan tingkat tinggi di Johannesburg thn 2002
Memperoleh visi yg telah diperluas pada upaya meraih keadilan sosial dan memerangi kemiskinan sebagai prinsip-prinsip kunci dari pembangunan yang berkelanjutan:
“memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengesampingkan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”.
  1. Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights)
  2. Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua (World Education on Education for All)
  3. Forum Pendidikan Dunia (World Education Forum)
 Konferensi sepakat mengakui bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia yang mendasar dan ini adalah kunci bagi pembangunan berkelanjutan, perdamaian dan stabilitas, pertumbuhan sosial ekonomi, dan pembangunan bangsa.
Pada pertemuan ke-57 bulan Desember 2002, Sidang Umum PBB menyatakan Dekade Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan untuk periode 2005-2014, “dengan menekankan bahwa pendidikan adalah unsur yang sangat diperlukan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan”.



Pendidikan Lingkungan Hidup : Bukan untuk Pembebanan Baru untuk Siswa
                Pendidikan Lingkungan Hidup harus dimulai dari HATI. Tanpa sikap mental yang tepat, semua pengetahuan dan keterampilan yang diberikan hanya akan menjadi sampah semata. Dan untuk membangkitkan kesadaran manusia terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, proses yang paling penting dan harus dilakukan adalah dengan menyentuh hati.
Pendidikan lingkungan : Dalam buku catatan
                Pada tahun 1986, pendidikan lingkungan hidup dan kependudukan dimasukkan ke dalam pendidikan formal dengan dibentuknya mata pelajaran “Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup (PKLH)”.
                Tahun 1984,mata pelajaran ini secara integratif dituangkan dalam sistem kurikulum ajar dengan memasukkan masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam hampir semua mata pelajaran.
                Sejak tahun 1989/1990 hingga saat ini berbagai pelatihan tentang lingkungan hidup telah diperkenalkan oleh Departemen Pendidikan Nasional bagi guru-guru SD, SMP dan SMA termasuk Sekolah Kejuruan.
Di tahun 1996 terbentuk Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL) antara LSM-LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap pendidikan lingkungan. Hingga tahun 2004 tercatat 192 anggota JPL yang bergerak dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan.
                Selain itu,tangggal 21 Mei 1996, terbit Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 0142/U/1996 dan No Kep: 89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup
                Pada tanggal 5 Juli 2005, Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan SK bersama nomor: Kep No 07/MenLH/06/2005 No 05/VI/KB/2005 untuk pembinaan dan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Di dalam keputusan bersama ini, sangat ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup dilakukan secara integrasi dengan mata ajaran yang telah ada.
                Pengetahuan Lingkungan Hidup : Bahan Dasar yang Dilupakan :
Pendidikan lingkungan Hidup (environmental education - EE) adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama , baik secara individu maupun secara kolektif , untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru [UN - Tbilisi, Georgia - USSR (1977) dalam Unesco, (1978)]
Dalam PLH perlu dimunculkan atau dijelaskan bahwa dalam kehidupan nyata memang selalu terdapat perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh individu. Perbedaan nilai tersebut dapat mempersulit untuk derive the fact, serta dapat menimbulkan kontroversi/pertentangan pendapat. Oleh karena itu, PLH perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun ketrampilan yang dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

Beberapa ketrampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah :
          Berkomunikasi :
1.      mendengarkan
2.      Berbicara depan umum
3.      Menulis secara persuasif
4.      Design grafis

·         Investigasi
1.      Merancang survey
2.      Studi pustaka
3.      Melakukan wawancara
4.      Menganalisa data

·         Ketrampilan kerja kelompok
1.      Kepemimpinan
2.      Kerjasama

3.      Pengambilan keputusan

AREA-AREA KUNCI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN





Sebelum menguraikan peran khusus pendidikan berkenaan dengan pembangunan berkelanjutan, penting untuk memahami apa area-area kunci konsep ini, sebagaimana digambarkan oleh wacana internasional. Terdapat tiga area yang saling terkait dan paling sering dikenali dalam pembangunan berkelanjutan
1. Masyarakat: pemahaman akan lembaga-lembaga sosial dan peran mereka dalam perubahan dan pembangunan, begitu juga dengan sistem yang demokratis dan partisipatoris yang memberi kesempatan pada kebebasan berpendapat, pemilihan pemerintahan, pembuatan konsensus dan resolusi perbedaan.
2. Lingkungan: kesadaran akan kekayaan dan kerapuhan dari lingkungan fisik dan kerusakan yang terjadi padanya dari aktivitas dan keputusan umat manusia, dengan komitmen untuk memasukkan unsur kepedulian lingkungan dalam pengembangan kebijakan sosial dan ekonomi.
3. Ekonomi: suatu kepekaan atas batas-batas dan kekuatan dari pertumbuhan ekonomi dan pengaruhnya yang kuat pada masyarakat dan lingkungan, dengan komitmen untuk membebani tingkat konsumsi perseorangan dan masyarakat dengan perhatian untuk lingkungan dan untuk keadilan sosial.
dimana aspek-aspek politis dimasukkan dalam pembahasan masyarakat. Tiga unsur ini, ditegaskan kembali dalam Konferensi Tingkat Tinggi Johannesburg sebagai tiga pilar pembangunan berkelanjutan, memberi bentuk dan isi pada pembelajaran yang berkelanjutan
Tiga unsur ini memikul sebuah proses perubahan yang terus-menerus dan berjangka panjang - pembangunan berkelanjutan adalah sebuah konsep yang dinamis, dengan pengakuan bahwa umat manusia berada dalam suatu gerakan yang konstan.
Pembangunan berkelanjutan bukanlah tentang mempertahankan status quo, tetapi lebih tentang arah dan maksud perubahan. Penekanan pada hubungan antara kemiskinan dengan persoalan pembangunan berkelanjutan merujuk pada perhatian komunitas internasional bahwa mengakhiri kemelaratan dan ketidakberdayaan menjadi perhatian kita untuk masa depan dunia seperti halnya melindungi lingkungan. Menyeimbangkan keduanya adalah tantangan pokok pembangunan berkelanjutan.
Dasar dan fondasi untuk keterkaitan tiga area ini dengan pembangunan berkelanjutan terdapat dalam dimensi Budaya. Kebudayaan – cara hidup, berhubungan, berperilaku, berkeyakinan dan bertindak yang berbeda-beda sesuai dengan konteks, sejarah dan tradisi, yang didalamnya umat manusia menjalani kehidupan mereka. Ini adalah pengakuan bahwa praktek-praktek kebiasaan, identitas dan nilai-nilai – perangkat lunak pengembangan manusia – memainkan peran besar dalam menyusun dan membangun komitmen bersama
Dalam kaitan proses dan tujuan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (ESD), penekanan pada aspek kebudayaan akan menggaris bawahi pentingnya:
1. Menghargai keragaman: ‘permadani berharga’ pengalaman umat manusia dalam banyak konteks fisik dan sosiokultural dunia;
2. Tumbuh dalam penghargaan dan toleransi atas perbedaan: dimana kontak dengan keberbedaan adalah memperkaya, menantang dan menggairahkan;
3. Menghargai nilai-nilai dalam suatu debat terbuka dan dengan suatu komitmen untuk mempertahankan dialog agar tetap berlangsung;
4. Meneladani nilai-nilai penghargaan dan martabat yang mendasari pembangunan berkelanjutan, dalam kehidupan personal dan kelembagaan;
5. Membangun kapasitas manusia dalam semua aspek pembangunan berkelanjutan;
6. Menggunakan pengetahuan indigenous lokal tentang flora dan fauna dan praktek-praktek budidaya pertanian yang berkelanjutan, penggunaan air, dan sebagainya;
7. Mempercepat dukungan pada kebiasaan dan tradisi yang membangun keberlanjutan– termasuk aspek-aspek seperti pencegahan perpindahan besar-besaran orang desa;
8. Menghargai dan bekerja dengan pandangan yang khusus secara budaya atas alam, masyarakat, dan dunia, alih-alih mengabaikan mereka atau menghancurkan mereka, secara sengaja ataupun karena kekurang hati-hatian, atas nama pembangunan;
9. Menggunakan pola-pola komunikasi lokal, termasuk penggunaan dan pengembangan bahasa-bahasa lokal, sebagai penghubung interaksi dan identitas budaya.

Persoalan kebudayaan juga terhubung dengan pembangunan ekonomi melalui pendapatan, dimana perwujudan budaya bisa menghasilkan, melalui seni, musik, dan tarian, sebaik dari pariwisata. Di tempat berkembangnya industri kebudayaan seperti itu, harus ada kesadaran penuh akan bahaya pengkomodifikasian kebudayaan dan merusaknya menjadi sekedar objek ketertarikan orang luar. Kebudayaan harus dihargai sebagai konteks yang hidup dan dinamis yang di dalamnya manusia di manapun berada dapat menemukan nilai dan identitas mereka.
Tiga area ini – masyarakat, lingkungan, dan ekonomi – saling berhubungan melalui dimensi kebudayaan, sebuah karakter pembangunan berkelanjutan yang harus kita jaga dalam pikiran. Tak ada aspek kehidupan yang tak tersentuh oleh pencapaian pembangunan berkelanjutan, seperti halnya pembangunan yang semakin berkelanjutan dan akan berpengaruh pada setiap bagian kehidupan. Oleh karena Kompleksitas dan keterkaitan ini, ESD harus menyampaikan pesan-pesan kehidupan yang tak kentara namun jelas, menyeluruh namun nyata, multidimensi namun langsung.
Tujuan utamanya adalah mencapai kehidupan bersama yang penuh perdamaian, dengan lebih sedikit penderitaan, lebih sedikit kemiskinan di sebuah dunia tempat orang dapat menjalankan hak-hak mereka sebagai umat manusia dan warga negara dengan cara yang bermartabat. Pada saat yang sama lingkungan alam akan memainkan perannya untuk melakukan regenerasi dengan menghindari hilangnya keanekaragaman dan penumpukan limbah di biosfer dan geosfer. Kekayaan dalam keragaman di semua sektor lingkungan natural, kultural, dan sosial adalah komponen mendasar untuk sebuah ekosistem yang mapan dan untuk keamanan dan kegembiraan setiap komunitas. Hubungan yang saling berkaitan ini menggaris bawahi kompleksitas yang menjadi bagian dari lingkungan alam dan sistem pembelajaran manusia, yang terus-menerus membutuhkan perawatan dengan pendekatan holistik.