Sabtu, 06 Juli 2013

PENGELOLAAN BANJIR DI JAKARTA


                Jakarta sebagai kota megapolitan menyimpan berbagai macam permasalahan akibat terus meningkatnya jumlah penduduk, apalagi Jakarta masih menjadi ‘magnet’ bagi orang dari daerah untukberurbanisasi mencari penghidupan yang layak di kota besar.
                Banjir adalah masalah berat yang sangat pelik bagi sebagian besar wilayah di Indonesia. Setiap musim hujan tiba, kota-kota dan daerah di Indonesia.
                Bencana banjir Salah satu penyebab terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup perkotaan adalah terjadinya banjir dan genangan air pada musim hujan. Permasalahan banjir kota sampai saat ini belum bisa diselesaikan secara menyeluruh, bahkan cenderung semakin kompleks permasalahannya. Perubahan fungsi lahan, yang semula merupakan lahan terbuka berubah menjadi pemukiman, bisa memperbesar kemungkinan terjadinya banjir. Pengendalian banjir kota selama ini dilaksanakan dengan pembuatan dan pemeliharaan saluran drainase. Paradigma lama yang mengkaitkan banjir dengan drainase ternyata tidak bisa menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Untuk menyelesaikan masalah banjir harus diketahui terlebih dahulu penyebab terjadinya banjir tersebut.
Faktor alam tentunya sangat menentukan terjadinya banjir Dari fenomena fisik (alam) yang ada, terjadinya pasang purnama (pasang tinggi), curah hujan ekstrim, dan malfungsi dari tata ruang dan eksploitasi berlebih dari alam merupakan faktor yang menyebabkan timbulnya volume air hujan yang mengalir ke permukaan secara luar biasa.
Ada beberapa cara mengatasi banjir, salah satunya ialah:
Ø  Pembanguan sungai alur banjir
Ø  Pembuatan bendungan air laut,
Ø  membangun rumah panggung,
Ø  budaya menjaga kebersihan.

Sekurang-kurangnya dalam 21 tahun terakhir (1993 – 2013) ada 5 kejadian banjir besar di Jakarta.
v  Tanggal 9 dan 10 Januari 1993, banjir Kali Angke, menyebabkan jalan Tol Cengkareng dan kawasan permukiman Jakarta Utara / Barat (Pantai Indah Kapuk).
v  Bulan Pebruari 1996 Kali Ciliwung banjir, mengenangi Kampung Melayu, Bidara Cina, Cawang, Kebun Waru dan Bukit Duri.
v  Tanggal 26 januari hingga 1 Pebruai 2002 sungai Ciliwung dan lainnya meluap, menggenangi wilayah Jakarta dan sekitarnya.
v  Tanggal 4 – 14 Pebruari 2007 terjadi banjir yang lebih besar akibat hujan besar berturut-turut selama 3 hari hampir 70 % kawasan Jakarta tengelam.
v  Pada pertengahan bulan januari 2013 lalu terjadi banjir bandang hampir seluruh kota Jakarta tergenang Banjir.

Cara Penanggulanagan Banjir di Jakarta
                Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan merupakan tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.

                Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan tetapi malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu lama atau untuk menetap. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar