Tanah termasuk sumberdaya alam yang
terbatas dan sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu dalam
pemanfaatannya harus dikelola dan digunakan secara bijak. Artinya dalam
pemanfaatan tanah (lahan) harus ada pemeliharaan dan pencegahan terhadap faktor-faktor
penyebab kerusakan tanah dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip konservasi.
Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan
kemampuannya serta tidak diikuti dengan usaha-usaha konservasi tanah dan air,
akan menyebabkan tanah menjadi kritis, sehingga akan menurunkan kualitas
sumberdaya alam yang ada.
Tanah dibagian bawah lereng mengalami
erosi yang sangat berat dibandingkan di atas lereng karena semakin ke bawah,
air yang terkumpul semakin banyak dan kecepatan aliran juga meningkat, sehingga
daya erosinya besar. Beberapa pakar mendapatkan bahwa erosi meningkat 1,5 kali
bila panjang lereng menjadi dua kali lebih panjang. Pada dasarnya erosi
merupakan proses perataan kulit bumi. Jadi selama kulit bumi tidak rata, erosi
akan tetap terjadi dan tidak mungkin untuk menghentikannya. Oleh karena itu
usaha konservasi tanah tidak berusaha untuk menghentikan erosi, tetapi hanya
mengendalikan erosi ke suatu nilai tertentu yang tidak merugikan.
Konservasi tanah di bagi 2 metode yaitu;
•
Metode
Vegetatif.
Penanaman dalam strip (strip cropping)
Pemanfaatan sisa-sisa tanaman dan tumbuhan
Sistem pertanian hutan
•
Metode
Mekanik
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah menurut kontur
Permasalahan di kawasan pegunungan :
seperti dengan adanya proses erosi, dan
faktor manusia dan vegetasi yang kurang mendukung konservasi tanah. Oleh karena
itu perhatian pada tindakan konservasi tanah sangat diperlukan. Agar tindakan
konservasi tanah dapat efisien dan efektif baik dari segi waktu maupun biaya,
maka diperlukan perencanaan yang matang.
Erosi tanah merupakan penyebab kemerosotan
tingkat produktivitas lahan bagian hulu, yang akan berakibat terhadap luas dan
kualitas lahan kritis semakin meluas. erubahan penggunaan lahan miring dari
vegetasi permanen (hutan) menjadi lahan pertanian intensif menyebabkan tanah
menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi tanah.
Konversi lahan pertanian yang semakin
meningkat akhir-akhir ini merupakan salah satu ancaman terhadap keberlanjutan
pertanian. Salah satu pemicu alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan lain
adalah rendahnya isentif bagi petani dalam berusaha tani dan tingkat keuntungan
berusahatani relatif rendah.
STRATEGI MANAGEMEN KAWASAN PEGUNUNGAN/PERBUKITAN DAN TINGKATAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Untuk mencapai keberlanjutan produktifitas
lahan perlu tindakan konservasi tanah dan air, serta mencegah hanyutnya seresah
dan hunus tanah. Tujuan ini dapat dicapai dengan menerapkan teknologi
konservasi secara vegetativ dan mekanik. Konservasi tanah pada lahan pertanian
tidak hanya terbatas pada usaha untuk mengendalikan erosi atau aliran
permukaan, tetapi termasuk usaha untuk mempertahankan kesuburan tanah.
Untuk mencapai hasil maksimum dalam
mengendalikan erosi dan aliran permukaan, sebaiknya tindakan konservasi tanah
vegetatif dikombinasikan dengan teknik
konservasi tanah mekanik.
Adapun Strategi dan pengambilan keputusan
untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di daerah studi kasus dapat
dilakukan konservasi vegetativ sebagai berikut :
1.
Keuntungan
budi daya lorong baru dapat dirasakan dalam jangka panjang. Kenyataan ini
sering membuat petani kurang tertarik untuk menerapkan sistem ini pada lahan pertaniannya.
Petani cenderung untuk mendapat keuntungan berjangka pendek dan kemudahan
pengerjaannya di lapangan.
2.
Berbeda
dengan bidang pertanian maupun kehutanan murni, kontribusi agroforestry dalam
bidang sosial ekonomi bisa lebih bervariasi karena komponen usahanya lebih
beragam. Tambahan lagi selain membuka kemungkinan untuk meningkatkan efisiensi
ekonomi dan peningkatan taraf hidup mampu juga menimbulkan multiplier effect
dan agroforestry juga memperbaiki serta meningkatkan kondisi lingkungan
3.
Rekayasa
vegetatif dan rekayasa tehnik dalam rangka usaha pencegahan atau mengurangi
longsor lahan baik di lahan rakyat maupun di lahan hutan negara antara lain dengan: Menghindari
atau mengurangi penebangan pohon yang tidak terkendali dan tidak terencana
(over cutting, penebangan cuci mangkuk, dan penjarahan).Penanaman vegetasi
tanaman keras yang ringan dengan perakaran intensif dan dalam bagi kawasan yang
curam dan menumpang di atas lapisan impermeabel.
Kesimpulan;
Konservasi tanah dan air harus
dilaksanakan secara terpadu dengan koordinator yang jelas demi menjamin
kelestarian sumber daya alam, terutama dalam upaya konservasi tanah dan air
bagi kesejahteraan rakyat. Kelembagaan yang menangani konservasi tanah dan air
tidak lagi relevan dibentuk secara adhoc saja, akan tetapi harus dilekatkan
pada fungsi, tugas dan wewenang pada para pelaksanannya di lapangan yang
terkait secara struktural dengan instansi yang kompeten
Untuk mencapai hasil maksimum dalam mengendalikan
erosi dan aliran permukaan, sebaiknya tindakan konservasi tanah vegetatif
dikombinasikan dengan teknik konservasi
tanah mekanik. Adapun strategi dan pengambilan keputusan yang digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan penerapan Sistem Budidaya Lorong,
Teknik Pengelolaan Lahan yang Produktif dan Konservatif Melalui Agroforestry,
Pengaturan Pola tanam, Penanaman tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa, dan
penggunaan pupuk hijau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar