A. Penggunaan Benih Unggul
Salah satu ciri pertanian industrial adalah
penggunaan benih hibrida dengan varietas yang selalu diperbarui oleh
produsennya. Varietas baru ini hanya responsif bila pemakaian input (misalnya
pupuk NPK, pestisida, dan ketersediaan air) dalam kondisi yang sempurna;
sehingga mampu berproduksi lebih tinggi dari benih varietas lokal atau
tradisional. Namun demikian, penggunaan benih hibrida memiliki sederet
kelemahan, antara lain (Goering, 1993) sebagai berikut.
1.
Benih hibrida pada umumnya tidak mampu beradaptasi secara
optimal dengan agroklimat yang
sesungguhnya dilapangan.
2. Generasi dari benih hibrida menyebabkan hilangnya vigor untuk persilangan
murni.
3. Menciptakan ketergantungan petani untuk selalu memberi benih buatan pabrik
setiap musim tanam.
4.
Dalam benih hibrida hasil rekayasa genetika sering kali
juga terbawa ikutan benih-benih hama atau penyakit tertentu.
B.
Penggunaan Pupuk Kimia
Penggunaan
pupuk kimia buatan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem usaha tani
modern. Dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan pupuk buatan dan input
buatan pabrik yang lain cenderung meningkat secara signifikan. Namun demikian,
peningkatan tersebut juga disertai dengan peningkatan beberapa problema, antara
lain tekanan inflasi, degradasi ekosistem pertanian, secara ancaman kerusakan
lingkungan dan kesehatan manusia.
Sebagian
besar petani juga menggunakan pupuk fosfat yang diproduksi dengan menggunakan
bahan baku deposit fosfat dari kerak bumi meningkat; padahal sumber daya
tersebut termasuk sumber daya yang tak dapat diperbarui (unrenewable).
Permintaan pupuk fosfat berbanding lurus dengan perusakan cadangan fosfat dan
cukup mengkhawatirkan jika tidak diikuti dengan upaya eksploitasi yang lebih
rasional.
Pada saat pupuk buatan diintroduksikan pertama kali, produksi memang
meningkat secara menakjubkan. Namun, hasil yang tinggi itu tidak dapat
dipertahankan dalam jangka panjang;
berbeda dengan penggunaan pupuk alamiah atau pupuk organik. Hasil laporan
pembangunan dari Bank Dunia tahun 1984 menyimpulkan bahwa penggunaan pupuk
kimia justru dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah. Penggunaan pupuk buatan
oleh petani biasanya tidak diikuti dengan pergiliran tanaman dan perbaikan
kesuburan tanah dengan memberikan pupuk kandang atau sisa-sisa tanaman.
Pemakaian pupuk buatan pada pola tanaman monokultur sepanjang tahun akan
mengakibatkan penurunan kandungan bahan organik dalam tanah, pemadatan, dan
perusakan struktur tanah.
Pertanian
industrial menganjurkan penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan
penyakit,untuk menghindarkan tanaman dari risiko kehilangan hasil akibat
serangga, hewan, dan mikroorganisme lainnya. Dalam teknik usaha tani,
pestisida, insektisida,dan herbisida memiliki peran sentral untuk menggeser
sistem pertanian kecil yang terdiversifikasi menuju industri pertanian
monokultur secara revolusioner. Dari perspektif sempit atau jangka pendek,
pemakaian pestisida tampaknya memang menguntungkan. Namun, dampaknya secara
luas saat ini ternyata bahwa residu pestisida kimia merupakan ancaman serius
(serious hazards) bagi lingkungan dan kesehatan manusia antara lain
meningkatnya resistensi. Beberapa risiko penggunaan pestisida:
1.
Hama-hama,
antara lain wereng cokelat, wereng hijau, hama ulat kubis (diamond backmoth),
telah berkembang menjadi tahan terhadap berbagai formulasi pestisida.
2.
Hama
wereng cokelat juga memperlihatkan resurjensi terhadap berbagai formulasi
pestisida.
3.
Musuh-musuh
alami (predator, parasitoid) dan makhluk-makhluk bukan sasaran
4.
dan
yang berguna ikut binasa.
5.
Dalam
ekosistem mina padi timbul risiko kematian ikan-ikan.
6.
Pencemaran
air, tanah, dan udara tidak terhindarkan dan berisiko tinggi mencelakakan
manusia karena sebagian besar penduduk di pedesaan masih banyak memanfaatkan
air sungai untuk MCK.
7.
Ongkos
produksi meningkat, baik bagi petani dan pemerintah (yang mengeluarkan subsidi
sebesar US $ 100-150 juta per-tahun).
D.
Penggunaan Mekanisasi
Salah satu perubahan yang
paling fundamental dalam industri pertanian adalah penggantian tenaga manusia
dan hewan dengan tenaga mesin. Mekanisasi mampu meningkatkan hasil perunit
input tenaga kerja dan menurunkan harga jual pangan per satuan. Namun demikian,
mekanisasi dibidang pertanian juga banyak menimbulkan akibat buruk, antara lain
hilangnya kesempatan kerja, terciptanya ketegantungan pada energi minyak bumi,
diperlukan modal yang lebih besar, dan tersentralisasinya teknologi pada usaha
tani berskala besar.
Mekanisasi
cenderung hanya menguntungkan usaha tani berskala besar. Padahal, 60% lebih
petani kita termasuk petani kecil (petani gurem). Petani kecil harus menyewa traktor bergiliran
dengan petani lain sehingga pengelola tanah dan aktivitas usaha tani yang lain
tidak mandiri. Adanya, penggilingan padi menyebabkan petani meninggalkan
alat-alat penumbuk tradisional, misalnya lumpang, lesung dan sebagainya.
Penguasaan teknologi leh sekelompok kecil masyarakat cenderung memunculkan
kelas feodal baru (patron) karena monopoli atau struktur sosial yang memang timpang.
Introduksi teknologi baru yang hanya akan dikuasai oleh para pemilik modal
menyebabkan terjadinya polarisasi distribusi pendapatan. Hayami (1986)
mengistilahkan fenomena sosial dengan pertumbuhan (growtht) dan pemerataan
(equity) yang saling meniadakan.
E. Penggunaan Bioteknologi
Selain
masalah cloning, masalah benih transgenik juga cukup mengundang perdebatan
diantara para ilmuwan. Menurut Dr. Hari Kartiko dari PAU Bioteknologi UGM,
kontroversi yang timbul tentang keamanan organisme/pangan transgenik terhadap
kesehatan dan keanekaragaman hayati disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain kurangnya pemahaman tentang bioteknologi modem, adanya kesenjangan
kebenaran ilmiah, dan perbedaan perspektif tentang konteks aman (safe) serta
perbedaan perspektif tentang kepentingan dan linkungan aman. Pada hakikatnya,
tidak ada teknologi tanpa risiko. Namun, konsumen berhak tahu
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi jika seseorang menggunakan teknologi
baru atau produk teknologi baru. Masalah yang ada saat ini adalah tidak adanya
transparansi tentang pemanfaatan bioteknologi dan produk ikutannya (asimetric
information).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar