Polutan udara primer, yaitu polutan yang mencakup 90% dari
jumlah polutan udara seluruhnya, dapat dibedakan menjadi lima kelompok sebagai
berikut:
- Karbon monokside
(CO)
- Nitrogen (NOx)
- Hidrokarbon
(HC)
- Sulfur diokside
(SOx)
5. Partikel
Sumber polusi yang utama berasal dari
transportasi, di mana hampir 60% dari polutan yang dihasilkan terdiri dari
karbon monokside dan sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon. Sumber-sumber polusi
lainnya misalnya pembakaran, proses industri, pembuangan limbah, dan lain-lain.
Polutan yang utama adalah karbon monokside yang mencapai hampir setengah dari
seluruh polutan udara yang ada.
Tabel 2 Toksisitas Relatif
Polutan
Polutan
|
Level toleransi
ppm ug/m³
|
Toksisitas
relatif
|
CO
HC
SOx
NOx
Partikel
|
32.0 40.000
19.300
0.50 1.430
0.25 514
375
|
1.00
2.07
28.0
77.8
106.7
|
A. Karbon Monokside
Karbon monokside (CO) adalah suatu
komponen tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang terdapat
dalam bentuk gas pada suhu di atas -192ยบ C,. komponen ini mempunyai berat
sebesar 96,5% dari berat air dan tidak larut di dalam air. Karbon monokside
yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses sebagai berikut:
1. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang
mengandung karbon.
2. Reaksi antara karbon diokside dan komponen yang mengandung
karbon pada suhu tinggi.
3. Pada suhu tinggi, karbon diokside terurai menjadi karbon
monokside dan O.
Oksidasi tidak lengkap terhadap karbon
atau komponen yang mengandung karbon terjadi jika jumlah oksigen yang tersedia
kurang dari jumlah yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna di mana dihasilkan
karbon diokside. Pembentukan karbon monokside hanya terjadi jika reaktan yang
ada terdiri dari karbon dan oksigen murni. Jika yang terjadi adalah pambakaran
komponen yang mengandung karbon di udara, prosesnya lebih kompleks dan terdiri
dari beberapa ahap reaksi. A.1. Penyebaran
Karbon Monoksida di Udara
Jika dilihat dari sumber-sumber yang
memproduksi CO, maka seharusnya pencemaran CO di udara cukup tinggi. Tetapi
teryata hal ini tidak terjadi, dengan kata lain jumlah pencemaran CO di udara
jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dilepaskan di atmosfer.
Mekanisme alami di mana karbon monoksida hilang dari udara telah banyak
diteliti, dan pembersihan CO dari udara kemungkinan terjadi karena beberapa
proses sebagai berikut:
- Reaksi atmosfer yang berjalan sangat lambat sehingga
jumlah CO yang hilang sangat sedikit.
- Aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah dapat
menghilangkan CO dengan kecepatan relatif tinggi dari udara.
A.2.
Pengaruh Karbon Monoksida Terhadap Lingkungan
Pengaruh CO Terhadap Tanaman
Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pemberian CO selama 1 sampai 3 minggu pada konsentrasi sampai
100 ppm tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tanam-tanaman tingkat
tinggi. Akan tetapi kemampuan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas akan
terhambat dengan pemberian CO selama 35 jam pada konsentrasi 2000 ppm. Demikian
pula kemampuan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri yang terdapat pada akar
tanam-tanaman juga terhambat dengan pemberian CO sebesar 100 ppm selama satu
bulan. Karena konsentrasi CO di udara jarang mencapai 100 ppm, meskipun dalam
waktu sebentar, maka pengaruh CO terhadap tanam-tanaman biasanya tidak terlihat
secara nyata.
Pengaruh CO Terhadap Manusia
Telah lama diketahui bahwa kontak antara
manusia dengan CO pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Tetapi
ternyata kontak dengan CO pada konsentrasi yang relatif rendah (100 ppm atau
kurang) juga dapat menggangu kesehatan. Hal ini penting untuk diketahui
terutama dalam hubungannya dengan masalah lingkungan karena konsentrasi CO di
udara pada umumnya memang kurang dari 100 ppm.
Pengaruh beracun CO terhadap tubuh
terutama disebabkan oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin (Hb) di dalam
darah. Hemoglobin di dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transpor
untuk membawa oksigen dalam bentuk oksihemoglobin (O2Hb) dari paru-paru
ke sel-sel tubuh, dan membawa CO2 dalam bentuk CO2Hb dari sel-sel
tubuh ke paru-paru. Dengan adanya CO, hemoglobin dapat membetuk
karboksihemoglobin. Jika reaksi demikian terjadi, maka kemampuan darah untuk
mentranspor oksigen menjadi berkurang. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah
200 kali lebih tinggi daripada afinitas oksigen teradap hemoglobin, akibatnya
jika CO dan O2 terhadap bersama-sama di udara akan terbentuk COHb dalam jumlah
jauh lebih banyak dari pada O2Hb
A.3.
Kontrol terhadap Polusi Karbon Monokside
Berbagai cara dilakukan untuk
mengontrol emisi CO dari kendaraan bermotor. Cara-cara tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Modifikasi mesin pembakar untuk mengurangi jumlah polutan
yang ter bentuk karena pembakaran.
2. Pengembangan reaktor
sistem ekshaust sehingga proses pembakaran berlangsung sempurna dan
polutan yang berbahaya diubah menjadi polutan yang aman.
3. Pengembangan substitusi bahan bakar untuk bensin sehingga
menghasilkan polutan dangan konsentrasi rendah selama pembakaran.
4. Pengembangan sumber tenaga yang rendah polusi untuk
menggantikan mesin pembakar yang ada.
B. Nitrogen Okside
B.1. Pembentukan Nitrogen Okside
Nitrogen okside (NOx) adalah kelompok
gas yang terdapat di atmosfir yang terdiri dari gas nitrik okside (NO) dan
nitrogen diokside (NO2). Walupun bentuk nitrogen okside
lainnya ada, tetapi kedua gas ini yang banyak ditemukan sebagai polutan udara.
Nitrik okside merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya
nitrogen diokside mempunyai warna coklat kemerahan dan berbau tajam.
Okside yang lebih rendah, yaitu NO,
terdapat di atmosfir dalam junmlah besar dari pada NO2. Pembentukan NO
dan NO2 mencaku reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara sehingga
membentuk NO, kemudian reaksi selanjutnya antara NO dengan lebih banyak oksigen
membentuk NO2
. Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia
C.1. Sumber Hidrokarbon dan Oksigen
Fotokimia
Hidrokarbon
dan oksidan fotokimia merupakan komponen polutan udara yang berbeda tetapi
mempunyai hubungan satu sama lain. Hidrokarbon merupakan polutan primer karena
dilepaskan ke udara secara langsung, sedangkan oksidan fotokimia merupakan polutan sekunder yang dihasilkan di
atmosfer dari reaksi-reaksi yang melibatkan polutan primer. Kedua kelompok
polutan tersebut akan dibahas sekaligus karena sebagian besar oksidan fotokimia
berasal dari reaksi-reaksi yang melibatkan hidrokarbon baik secara langsung
maupun tidak langsung. Masalah yang dihadapi karena adanya polusi hidrokarbon
harus mempertimbangkan juga kemungkinan adanya polusi oksidan fotokimia.
C.2. Hidrokarbon
Sesuai dengan namanya, komponen
hidrokarbon hanya terdiri dari elemen hidrogen dan karbon. Beribu-ribu komponen
hidrokarbon terdapat di alam, di mana pada suhu kamar terdapat tiga bentuk,
yaitu gas, cair dan padat. Sifat fisik dari masing-masing bentuk tersebut
dipengaruhi oleh struktur molekul, terutama jumlah atom karbon yan menyusun
molekul hidrokarbon. Hidrokarbon yang mengandung 1-4 atom karbon berbentuk gas
pada suhu kamar, sedangkan yang mengandung 5 atau lebih atom karbon berbentuk
cair atau padat. Semakin tinggi jumlah atom karbon semakin cenderung untuk
terdapat dalam bentuk padat. Hidrokarbon yang sering menimbulkan masalah dalam
polusi udara adalah yang berbentuk gas pada suhu atmosfer normal atau
hidrokarbon yang bersifat sangat volatif (mudah berubah menjadi gas) pada suhu
tersebut. Kebanyakan komponen-komponen tersebut mempunyai struktur yang
sederhana, yaitu mengandung 12 atom karbon atau kurang per molekul.
C.3. Oksidan Fotokimia
Oksidan fotokimia adalah komponen atmosfer yang diproduksi
oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar, yang
akan mengoksidasi komponen-komponen yang tidak segera dapat dioksidasi oleh gas
oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan polutan sekunder yang diproduksi karena
interaksi antara polutan primer dengan sinar.
Hidrokarbon merupakan
komponen yang berperan dalam produksi oksidan fotokimia. Reaksi ini juga
melibatkan siklus fotolitik NO2. polutan sekunder yang paling berbahaya
yang dihasilkan oleh reaksi hidrokarbon dalam siklus tersebut adalah ozon (O3)
dan peroksiasetilnitrat, yaitu salah
satu komponen yang paling sederhana dari grup peroksiasilnitrat (PAN).
D. Sulfur Okside
D.1. Reaksi Pembentukan Sulfur Okside
Polusi oleh sulfur okside terutama disebabkan oleh dua
komponen gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur diokside (SO2)
dan sulfur triokside (SO3), dan keduanya disebut sebagai SOx. Sulfur diokside
mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara, sedangkan
sulfur triokside merupakan komponen yang tidak reaktif.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan
kedua bentuk sulfur okside, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak
dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Meskipun udara tersedia dalam
jumlah cukup, SO2 selalu terbentuk dalam jumlah terbesar.
Jumlah SO3 yang terbentuk dipengaruhi oleh kondisi reaksi, terutama
suhu, dan bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
.
Partikel
E.1. Jenis dan Sifat Partikel
Meskipun polutan udara yang telah dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya berbentuk gas, tetapi ada polutan udara yang berbentuk
partikel-partikel kecil padatan dan droplet cairan yang terdapat dalam jumlah
tinggi di udara. Polusi udara karena partikel-partikel tersebut merupakan
masalah lingkungan yang perlu mendapat perhatian, terutama di daerah perkotaan.
E.2. Sumber Polusi Partikel
Berbagaai proses alami mengakibatkan
penyebaran partikel di atmosfer, misalnya letusan volkano dan hembusan debu
serta tanah oleh angin. Aktivitas manusia juga berperan dalam penyebaran
partikel di atmosfer, misalnya dalam bentuk partikel-partikel debu dan asbes
dari bahan bangunan, abu terbang dari
proses peleburan baja, dan asap dari proses pembakaran tidak sempurna,
terutama dari batu arang. Sumber partikel yang utama adalah dari pembakar bahan
bakar dari sumbernya, diikuti oleh proses-proses industri.
E.3. Pengaruh Partikel Terhadap Manusia
Polutan partikel masuk ke dalam tubuh manusia terutama
melalui sistem pernafasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung
terutama terjadi pada sistem pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh
terhadap sistem pernafasan terutama adalah ukuran partikel, karena ukuran
partikel yang menentukan seberapa jauh penetrasi partikel ke dalam sistem
pernafasan. Beberapa partikel yang tetap tinggal di dalam aveoli dapat
terabsorbsi ke dalam darah.
Partikel-partikel
yang masuk dan teringgal di dalam paru-paru mungkin bebahaya bagi kesehatan karena
tiga hal penting, yaitu:
- Partikel tersebut mungkin beracun karena sifat-sifat
kimia dan fisiknya.
- Partikel tersebut mungkin sifat inert (tidak breaksi)
tetapi jika teringgal di dalam saluran penafasan dapat menggangu
pembersihan bahan-bahan lain yang bebahaya.
- Partikel-partikel tersebut mungkin dapat membawa
molekul-molekul gas yang bebahaya, baik dengan cara mengabsorbsi atau
mengadsorbsi, sehingga molekul-molekul gas tersebut dapat mencapai dan
tertinggal di bagian paru-paru yang sensitif. Karbon merupakan partikel
yang umum dengan kemampuan yang baik untuk mengabsorbsi molekul-molekul
gas pada permukannya.
Tabel 6 Partikel-partikel logam
yang berbahaya bagi kesehatan
Elemen
|
Sumber
|
Pengaruhnya Terhadap
Kesehatan
|
Nikel
Berilium
Boron
Germanium
Arsenik
Selenium
Titrium
Merkuri
Vanadium
Kadmium
Antimoni
Timbal
|
Minyak disel, minyak residu, batu arang, asap tembakau, bahan kimia dan
katalis, baja dan logam lain
Batu karang, Industri tenaga nuklear
Batu arang, bahan pembersih, kedokteran, industri gelas, dan industri
lain
Batu arang
Batu arang,petroleum, deterjen, pestisida
Batu arang, sulfur
Batu arang, petroleum
Batu arang, baterai elektrik, industri lain
Petroleum, kimia dan katalis, baja dan logam lain
Batu arang, pelebur zink, pipa air, asap tembakau
Industri
Buangan mobil (dari bensin), cat (sebelum 1984)
|
Kanker paru-peru (sebagai karbonil)
Keracunan akut dan khronis, kanker
Tidak beracun kecuali dalam bentuk boran
Keracunan ringan
Kemungkinan kanker
Karang gigi, karsinogenik pada tikus, penting pada mamalia pada dosis
rendah
Karsinogenik terhadap tikus jika kontak pada waktu lama
Kerusakan syaraf dan kematian
Tidak berbahaya pada konsentrasi yang pernah ada
Penyakit jantung dan hipertensi pada manusia, menggangu metabolisme zink
dan tembaga
Memperpendek umur tikus
Kerusakan otak, konvulsi, ganggu tingkah laku, kematian
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar