Panel Perubahan Iklim
Dampak Pemanasan Global Tak Bisa Diperbaiki
Dampak Pemanasan Global Tak Bisa Diperbaiki
Valencia
– Kurang dari tiga minggu sebelum Konferensi Perubahan Iklim penting di Bali,
para pakar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Jumat (16/11), menyepakati sebuah
rancangan yang memperingatkan pemanasan global dapat berkonsekuensi lebih jauh
dan tidak bisa diperbaiki. Laporan Panel Antarpemerintah mengenai Perubahan
Iklim (IPCC), otoritas pemenang Nobel Perdamaian 2007, dirancang untuk memandu
para pembuat kebijakan dalam lima tahun mendatang. Delegasi dalam pertemuan
IPCC di Valencia menyepakati rancangan setelah perundingan alot sepanjang
malam, kata Ketua Delegasi Prancis Marc Gillet kepada AFP. Kegiatan-kegiatan
manusia “dapat memicu perubahan iklim dan dampak yang tiba-tiba dan tidak dapat
diperbaiki” merupakan teks yang disepakati. Laporan itu akan secara resmi
dipakai, Sabtu (17/11) ini, dilanjutkan dengan konferensi pers yang dihadiri
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Laporan itu merangkum tiga dokumen yang dikeluarkan tahun ini meliputi bukti-bukti perubahan iklim, saat ini dan kemungkinan dampaknya, serta pilihan-pilihan untuk mengatasi bahayanya. Setelah Sabtu ini, perhatian akan beralih ke pertemuan penting di Bali, Indonesia, tempat pemerintah-pemerintah akan menyusun sebuah “peta jalan” untuk perundingan yang berpuncak pada kesepakatan menurunkan emisi karbon dan membantu negara-negara berkembang mengatasi perubahan iklim.
Tak Dapat Diperbaiki
Laporan itu merangkum tiga dokumen yang dikeluarkan tahun ini meliputi bukti-bukti perubahan iklim, saat ini dan kemungkinan dampaknya, serta pilihan-pilihan untuk mengatasi bahayanya. Setelah Sabtu ini, perhatian akan beralih ke pertemuan penting di Bali, Indonesia, tempat pemerintah-pemerintah akan menyusun sebuah “peta jalan” untuk perundingan yang berpuncak pada kesepakatan menurunkan emisi karbon dan membantu negara-negara berkembang mengatasi perubahan iklim.
Tak Dapat Diperbaiki
Pakar-pakar IPCC
sepakat bahwa meningkatnya suhu bumi terpantau dalam beberapa dasawarsa secara
prinsip disebabkan manusia, bukan alamiah. Dampak perubahan iklim telah tampak,
dalam bentuk berkurangnya gletser dan salju di wilayah Alpine, menipisnya
lautan es di kutub, menurut tiga laporan IPCC yang sudah dikeluarkan lebih awal
tahun ini. Namun, ketidaksepakatan tajam muncul selama lima hari perundingan di
Valencia untuk menghasilkan sebuah rangkuman, meski temuan-temuan utama tetap
tidak disentuh. Delegasi Amerika Serikat (AS) secara khusus menilai kata “tidak
dapat diperbaiki” (irreversible) dalam perubahan iklim dan dampaknya adalah
tidak tepat. Mereka didebat, contohnya, mencairnya gletser atau lapisan es –
yang dapat menaikkan permukaan laut beberapa meter - “tidak dapat diperbaiki”.
Di 2100, suhu permukaan rata-rata dapat meningkat antara 1,1 hingga 6,4 derajat
Celcius dibandingkan tingkat pada 1980-99. Sementara itu, permukaan laut akan
naik antara 18-59 sentimeter, menurut perkiraan IPCC. Gelombang panas, badai
hujan, kekeringan, siklon tropis dan meningkatnya permukaan laut merupakan di
antara berbagai kejadian yang akan lebih kerap terjadi, lebih meluas dan/atau
lebih intens dalam dasawarsa ini. Sebagai dampaknya, kekurangan air, kelaparan,
banjir dan kerusakan pada permukiman akan lebih mengancam. “Seluruh negara” akan terkena dampaknya,
menurut IPCC. (ant/afp/ega)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar