Boraks bersifat sedikit larut dalam air dan berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat. boraks merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi manusia. Boraks juga dapat menyebabkan
atrasia folikel ovarium dan pada dosis
tinggi menyebabkan
gagal hamil (Dieter, 2004) karena embrio yang sampai ke uterus belum siap melakukan implantasi, sebagai akibat terhambatnya proses segmentasi dan perkembangan awal embrio (Munir et al, 1999).
Pada hewan jantan, boraks juga menyebabkan lesi pada testis ditandai dengan penghambatan spermiosis yang diikuti oleh atropi pada dosis tinggi (Chapin dan Ku, 2004; Ku et al,
2003), menurunkan aktivitas spermatogenesis (Kaspul,2002), dan menurunkan kualitas spermatozoa (Kaspul, 2004).
Penurunan kadar testosteron tikus putih jantan yang diperlakukan dengan preparat
boraks terjadi karena borak yang diberikan berikatan dengan sisi ribitil dari riboflavin membentuk kompleks ribovalvin-boraks yang
merupakan metabolit tidak aktif. Adanya ikatan ini menyebabkan defisiensi riboflavin pada tikus putih sehingga sel kekurangan energi untuk aktivitas sel, termasuk sel-
sel Leydig yang menghasilkan testosteron juga kekurangan energi sehingga aktivitas produksi testosteron menjadi terhambat melalui penghambatan serangkaian reaksi pembentukan testosteron
Tidak ada komentar:
Posting Komentar