Minggu, 23 Desember 2012

industri vulkanisir ban


Ban vulkanisir adalah ban bekas yang semula sudah aus kemudian digunakan kembali dengan cara memperbaharui bagian telapak-nya. Pembaharuan tersebut bisa dilakukan berkali-kali, biasanya 2-3 kali jika ban bekas yang akan divulkanisir masih dinilai baik. seperti tidak retak, kawat/nylon penguat termasuk kawat lingkar induknya (bead) masih utuh, tidak berlobang besar dan geometrinya masih simetris.

Proses produksi
Vulkanisir panas, pada proses panas (hot/mold cure process), setelah dilakukan pemarutan sisa-sisa ban bekas, bagian telapak dari casing disemprot dengan lem khusus, kemudian digulung dengan beberapa lapis kompon camel back. Selanjutnya dibentuk kembang-kembang atau profil permukaan dengan menggunakan cetakan. Tahap vulkanisasi ini dilaksanakan pada suhu relatip tinggi, 135-150 oC, sehingga disebut proses panas.

Vulkanisir dingin
                        Pada proses dingin bagian telapak ban gundul/casing hasil pemarutan terlebih dulu dilapisi kompon perekat (cushion gum), selanjutnya ke permukaan cushion gum ditempelkan potongan-potongan karet matang (vulkani-sat) yang sudah berkembang, disusun melingkar memenuhi seluruh permukaan ban. Tahap berikutnya adalah vulkanisasi yang dilakukan didalam otoklap pada suhu relatip rendah, sekitar 95-99 oC, sehingga prosesnya disebut proses dingin.

                        Bahan utama untuk pembuatan ban vulkanisir adalah kompon karet, yang merupakan paduan karet alam, karet sintetik dan bahan-bahan aditif. Pada Tabel 1 disajikan rincian bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan ban vulkanisir. Tampak bahwa beberapa bahan masih perlu diimpor, antara lain bahan pemvulkanisasi, antioksidan, akselerator, dan bahan pereaksi lainnya. Namun jumlahnya tidak banyak dan cukup mudah diperoleh di pasaran, seperti produk buatan Bayer, Monsanto dan Vanderbilt. Bahkan kini banyak bahan kimia asal China yang dijual dengan harga relatif murah.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar