Senin, 07 Januari 2013

INDUSTRI OLEOKIMIA



Industri oleokimia di Indonesia merupakan industri yang memiliki backup bahan baku yang sangat melimpah karena Indonesia merupakan produsen bahan baku bagi industri ini yakni CPO terbesar di dunia.

Meskipun memiliki industri bahan baku yang melimpah, namun perkembangan industri ini masih kalah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang kapasitas produksinya mencapai dua kali lipat dari Indonesia.

Sebagai gambaran, Indonesia menguasai sekitar 12 persen permintaan oleochemical dunia yang mencapai enam juta metrik ton per tahun, sementara Malaysia mencapai 18,6 persen.
Industri oleokimia merupakan industri yang strategis karena selain keunggulan komparatif yakni ketersediaan bahan baku yang melimpah juga memberikan nilai tambah produksi yang cukup tinggi yakni di atas 40 persen dari nilai bahan bakunya yakni CPO dan PKO.
Industri oleokimia adalah industri antara yang berbasis minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Dari kedua jenis produk ini dapat dihasilkan berbagai jenis produk antara sawit yang digunakan sebagai bahan baku bagi industri hilirnya baik untuk kategori pangan ataupun non pangan. 

Diantara kelompok industri antara sawit tersebut salah satunya adalah oleokimia dasar (fatty acid, fatty alcohol, fatty amines, methyl esther, glycerol). Produk-produk tersebut menjadi bahan baku bagi beberapa industri seperti farmasi, toiletries, dan kosmetik.

Fatty alcohol sebagian besar digunakan untuk produksi deterjen sebesar 48 persen dan pembersih kemudian disusul oleh penggunaan sebagai bahan antioksidan sebesar 11 persen.

Sedangkan glycerin banyak digunakan antara lain untuk sabun, kosmetik dan obat-obatan yang mencakup 37 persen dari total konsumsi material ini. Kelompok produk lainnya yag cukup banyak menggunakan glycerin adalah Alkyd resin dan makanan masing-masing 13 dan 12 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar