01. PENDAHULUAN
Lingkungan telah menjadi bagian yang sangat penting dari bisnis. Berkenaan dengan pernyataan tersebut, setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu green consumerism dan lingkungan sebagai non-tariff barrier. Green consumerism membuat produk-produk harus berorientasi lingkungan dan harus dibuat dengan proses yang ramah lingkungan. Dilain pihak, banyak negara, terutama masyarakat eropa, telah mulai memasukkan faktor lingkungan ke dalam perdagangan. Lingkungan telah dijadikan sebagi non-tariff barrier. Artinya untuk memasuki pasar dengan kedua karakteristik di atas diperlukan kaji-ulang atas kinerja lingkungan yang telah kita lakukan selama ini. Apakah sudah sama dengan persepsi para green consumer ataukah sudah memenuhi persyaratan non-tariff di atas.Permasalahannya adalah bahwa sebagian dari kita masih menganggap pengelolaan lingkungan sebagai beban biaya. Contoh paling nyata adalah pengelolaan limbah yang telah membebani perusahaan. Mengelola lingkungan dengan fokus pengolahan limbah atau end-of-pipe ini sudah selayaknya ditinggalkan. Kita perlu menggeser paradigma pengelolaan lingkungan ke arah pencegahan atau up-the-pipe. Salah satu pendekatan up-the-pipe yang mulai banyak diterapkan adalah Cleaner Production.
Cleaner Production telah mulai diterapkan di banyak negara. Pendekatan ini ternyata mampu memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan pendekatan pengelolaan lingkungan yang lain. Pembeda dengan program lingkungan yang lain adalah kemampuan Cleaner Production untuk memberikan berbagai penghematan, bahkan dapat berfungsi sebagai 'revenue generator'.
Penerapan Cleaner Production, walaupun dapat dilakukan melalui cara-cara yang amat sederhana, namun pada kondisi tertentu kadang-kadang memerlukan perubahan yang radikal. Untuk memujudkan program Cleaner Production yang efektif, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Uraian di bawah akan membahas faktor-faktor yang menjadi kunci dalam penerapan Cleaner Production.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar