Rabu, 15 Mei 2013

BAHAN BAKAR AIR UNTUK GENERASI YANG AKAN DATANG


TEKNOLOGI BERBASIS HYBRID
Mengingat pentingnya penghematan bahan bakar pada saat ini, diperlukan
adanya inovasi baru bidang teknologi bahan bakar, saat ini telah ada Cell
Mobil Hybrid tapi harga dari teknologi ini tidak terjangkau oleh masyarakat
sehingga pemanfaatannya tidak banyak berpengaruh terhadap keseimbangan
lingkungan.
Menurut data dari BPPT,
       Pasokan gas di Indonesia hanya bisa bertahan sekitar 30 tahun,
       Pasokan bahan bakar batu bara sekitar 50 tahun, 
       Pasokan bahan bakar hanya bisa bertahan sekitar 11 tahun.

Seperti kita ketahui bahwa Bensin dan Solar termasuk bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui, keberadaan yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.
Minyak menjadi barang mewah di beberapa daerah di Indonesia. Dan lebih buruk lagi, ketika harga minyak naik, harga kebutuhan hidup meningkat. Indonesia membutuhkan sumber energi terbarukan dan mengoptimalkan kualitas lingkungan. Teknologi Bahan Bakar Air merupakan salah satu solusi yang saat ini masih terus dikembangkan dan disempurnakan.

BAHAN BAKAR AIR
Sejarah Record:
2006 hingga 2008, teknologi bahan bakar air menjadi perhatian negara-negara pencinta bahan bakar yang efisien.
       Voll John Bosco di Palu, Sulawesi Tengah, telah berhasil menerapkan teknologi ini untuk sepeda.
       Ir. Winning FX Agus Santoso, Jogja, berhasil mendorong konsumsi bahan bakar hingga 15% dengan Air Fuel.
       Joko Suprapto di Nganjuk, Jawa Timur, berhasil menemukan teknologi biofuel (bahan bakar air laut).
BAHAN BAKAR AIR PADA KENDARAAN
       Hidrogen On Demand (HOD) atau Air Hybrid adalah teknologi hemat bahan bakar dengan campuran bahan bakar air murni, dan solar atau bensin,
       Proses pembakaran menjadi sempurna (tidak mencemari udara). Inti dari teknologi ini bergantung pada proses elektrolisis air ketika mesin kendaraan dihidupkan sehingga  akan menghasilkan gas yang dikenal sebagai pabrik gas coklat.  Dalam kimia, rumus berwarna coklat gas HHO (2 Hydrogen + 1 Oxygen).
       Gas Brown ( Gas Hydroxy ) dan pembakaran dapat menghasilkan ton energi yang hanya membutuhkan arus listrik yang relatif sangat kecil. Proses elektrolisis air, pembentukan gas HHO adalah kombinasi dari tiga faktor utama yang bekerja:
  1. Arus arus searah listrik (DC) yang mengalir melalui tiga komponen pekerjaan, kawat elektroda.
  2. Vortex magnet (pusaran magnetik) yang disebabkan oleh elektroda.
  3. Tekanan udara (vacumm) berasal dari mesin.
  4. Masuknya gas cokelat ke ruang pembakaran mesin, secara langsung akan meningkatkan tingkat atau oktan bahan bakar.
  5. Peningkatan angka oktan, tenaga yang dihasilkan akan lebih kuat, karena pembakaran menjadi lebih sempurna.
  6. Pembakaran piston jika yang lebih dekat ke pusat kematian atas (TDC) akan membuat gerakan piston tidak terganggu dan mesin menjadi lebih halus. Kesempurnaan api disebabkan oleh pembakaran lebih lambat.
  7. Singkatnya, teknologi gas brown dalam penerapan kendaraan memberikan kontribusi lebih untuk menormalkan sehingga mesin bekerja lebih efisien.
  8. Kendaraan yang menggunakan bahan bakar air, memliki emisi gas buang rendah dan meningkatkan tenaga mesin.
  9. Hanya dengan 4 liter air murni, Anda dapat meningkatkan efisiensi efisiensi bahan bakar kendaraan sebesar 50%.
  10. Daya listrik sangat kecil AKI dapat memisahkan air menjadi gas HHO atau selain energi yang dihasilkan, akhir proses juga melepaskan air HHO gas memiliki kekuatan 3 kali lebih kuat daripada bensin.
KESIMPULAN DAN SARAN
Teknologi dengan proses elektrolisis air akan menghasilkan hasil gas brown atau HHO, terbukti  lebih aman, ekonomis, dan mudah dikontrol.
Pemerintah wajib memfasilitasi perizinan, bahkan bila perlu untuk memfasilitasi teknologi baru ini akan menjadi program dinamis dan menarik. Ketika Air Hybrid merupakan program nasional, banyak negara-negara asing untuk menghemat bahan bakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar