Selasa, 28 Mei 2013

PENDIDIKAN UNTUK KEBERLANJUTAN HIDUP BERSAMA

Keberlanjutan berkenaan dengan cara pandang atas dunia, dan membentuk praktek-praktek sosial dan personal yang membawa pada:
  1. Individu-individu yang beretika, berdaya dan utuh secara personal;
  2. Komunitas yang dibangun berdasar perjanjian kolaboratif, toleransi dan kesetaraan;
  3. Sistem sosial dan lembaga yang partisipatori, transparan dan adil; serta
  4. Praktek-praktek lingkungan yang menghargai dan menjaga keragaman dan proses ekologis penyokong kehidupan.
Tuntutan rasional dari dunia yang saling bergantung dan sedang menciut ini adalah kesatuan seluas dunia. Kesatuan ini mensyaratkan kesadaran dan rasa saling memiliki yang menghubungkan kita dengan bumi kita, dan kampung halaman kita yang pertama serta terutama. Kita semua memiliki identitas genetis, serebral, dan emosional yang sama melalui dan melampaui keragaman individu, budaya, dan sosial. Kita adalah proses tumbuhnya kehidupan yang dilahirkan oleh rahim bumi dan dipelihara oleh bumi. Dan sekarang, sejak abad ke-20, semua manusia mempunyai masalah mendasar hidup dan mati yang sama. Semua terlibat dalam komunitas planet yang sama, menghadapi takdir yang sama. Kita harus menempatkan ‘ada’ kita dalam planet bumi ini. Belajar berada berarti belajar hidup, berbagi, berkomunikasi, berkelompok, hal-hal yang biasanya dipelajari di dalam lingkup kecil masyarakat. Sejak sekarang dan seterusnya kita harus belajar menjadi, belajar hidup, berbagi, berkomunikasi, berkelompok, sebagai manusia Planet Bumi.
Kita harus mencari hal-hal berikut di dalam diri kita sendiri:
  • Suara hati antropologis, yang mengakui kesatuan dalam keragaman;
  • Suara hati ekologis, yang sadar bahwa kita bersama dengan semua makhluk hidup mendiami lingkungan (biosfer) yang sama. Dengan kesadaran akan ikatan antara diri kita dan biosfer, kita hentikan mimpi muluk untuk menguasai jagat raya dan sebagai gantinya – memupuk kerinduan untuk hidup bersama di muka bumi;
  • Suara hati warga bumi, rasa solidaritas dan tanggung jawab terhadap anak-anak dunia;
  • Suara hati spiritual akan kondisi manusiawi, yang diperoleh melalui pemikiran kompleks yang terbuka untuk saling mengkritik, kritis terhadap diri sendiri, dan saling memahami.

Kembangkan identitas manusia kompleks kita. Imperatif ganda antropologis ini amat penting: selamatkan kesatuan manusia dan selamatkan keragaman manusia. Kembangkan identitas kita yang serentak konsentris dan plural; indentitas masyarakat lokal, etnis, dan nasional kita; serta identitas kebumian kita. Sekarang ini, tujuan fundamental semua pendidikan – yang bukan sekedar memajukan, melainkan juga mempertahankan hidup manusia – adalah memperadabkan dan mempersatukan dunia, serta mentransformasikan seluruh umat manusia ke dalam kemanusiaan sejati. Kesadaran akan kemanusiaan kita di era planeter ini niscaya menuntun kita pada suatu kesatuan baru dan saling berbela rasa satu sama lain. Pendidikan masa depan harus mengajarkan etika pemahaman berskala planet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar