Kamis, 02 Mei 2013

BAU TAK SEDAP DIHASILKAN DARI LIMBAH PABRIK TAPIOKA DI LAMPUNG.




TEPUNG TAPIOKA DAN MANFAATNYA
  Sama-sama berasal dari singkong. Tapioka bersifat larut di dalam air, biasanya digunakan sebagai bahan pengental kuah ataupun bahna pengisi pada kue-kue kering.
  Merupakan pati yang diekstrak dengan air dari umbi singkong (ketela pohon). Setelah disaring, bagian cairan dipisahkan dengan ampasnya.
  Cairan hasil saringan kemudian diendapkan. Bagian yang mengendap tersebut selanjutnya dikeringkan dan digiling hingga diperoleh butiran-butiran pati halus berwarna putih, yang disebut Tapioka.
  Nilai energi dan karbohidrat tapioka tidak kalah dari nasi atau olahan tepung terigu. Konsumsi 100 gram makanan olahan tapioka setara dengan 100 gram nasi atau roti. Karena itu, kurang tepat mengonsumsi makanan olahan tapioka sebagai cemilan
KASUS PENCEMARAN
Bandar Lampung (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung melaporkan satu kasus pencemaran udara yang bersumber dari sebuah perusahaan tapioka setempat kepada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Lampung.
Pengaduan berdasarkan aspirasi masyarakat yang merasa terganggu dengan bau busuk yang berasal dari Pabrik Tapioka di Desa Kalicinta, Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara.
Diduga penyebab bau busuk yang dipersoalkan warga di sekitar ibukota Kabupaten Lampung Utara itu adalah kegiatan produksi perusahaan tapioka PT Tunas Wibawa Bhakti Persada (TWBP), yang berada di Desa Kalicinta, Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara.

LIMBAH PABRIK TAPIOKA
Proses pembuatan tapioka memerlukan air untuk  memisahkan pati dari serat. Pati yang larut dalam air harus dipisahkan. Teknologi yang dekomposisi secara alami di badan-badan perairan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau tersebut dihasilkan pada proses penguraian senyawa mengandung nitrogen, sulfur dan fosfor dari bahan berprotein. (Zaitun, 1999; Hanifah dkk, 1999).

SOLUSI MENGATASI PENCEMARAN
  Alternatif solusi pengolahan limbah cair tapioka adalah dengan menggunakan teknologi EM (Effective Microorganisms).
  Effective Microorganisms merupakan kultur campuran lima kelompok mikroorganisme yang mampu melakukan biodegradasi limbah organik, seperti senyawa C, H2, N2 dan O2
  Mikroorganisme EM memerlukan bahan organik untuk mempertahankan hidupnya seperti karbohidrat, protein, lemak dan mineral lainnya (Higa, 1998). 
  Bahan-bahan tersebut banyak terdapat dalam limbah cair tapioka. Reaksi fermentasi
                berlangsung dengan cepat dan EM mampu hidup secara sinergis dengan mikroorganisme lain (Jose dkk, 2000). 
  Bakteri fotosintetik dapat meng-gunakan CO2 dan H2S untuk hidup dengan memecahkan dan menggunakan senya-wa-senyawa bersulfur tanpa menimbulkan bau dan dapat menghasilkan zat gula bagi bakteri EM yang lain. Mikroorganisme EM mampu hidup baik pada medium asam atau basa, temperatur tinggi 45-500C mikroorganisme termofilik) dan pada kondisi aerob atau anaerob (Higa, 2000). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar