Tuhan menciptakan manusia
dilengkapi dengan berbagai perangkat yang menyertainya, baik internal atau eksternal.
Perangkat internal manusia secara biologis tersusun atas triliunan sel, yang sebagian
besar adalah sel hidup. Sel-sel tersebut membentuk jaringan, sedangkan jaringan
membentuk organ, dan kumpulan organ itupun membentuk individu.
Manusia tersusun atas ribuan organ,
yang terpenting antara lain otak. Otak manusia tersusun dari 1 triliun sel, di
mana 100 milyar di antaranya aktif langsung dalam proses berpikir. Selain hati
(qolbu), organ inilah yang membedakan manusia dibanding mahluk lainnya, sehingga
berhak menyandang predikat sebagai kalifah di Bumi atau mahluk yang paling sempurna.
Belajar dari penjelasan tadi,
kita dituntut untuk berpikir bagaimana menjaga bumi ini selalu tetap di batas toleransi
yaitu suatu lingkungan yang kondisinya baik. Namun perlu di ingat juga, ternyata
manusia tidak cukup hanya berpikir, tetapi harus dilengkapi dengan berperasaan.
Akibat hanya berpikir dengan motif ekonomi, maka ratusan juta hektar hutan mengalami
kehancuran, seluruh flora dan faunanya punah tidak bersisa. Ada manusia yang mengeksploitasi
hutan secara tradisional ada juga yang modern dengan menggunakan beragam alat berat.
Namun hasilnya berujung pada kerusakan lingkungan. Dengan demikian dalam berinteraksi
dengan lingkungan perlu motif yang tidak sekedar ekonomi, tetapi motif kesejahteraan
dan keberkahan.
Di dalam motif ekonomi hanya
ada upaya pencarian keuntungan sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan kelestarian
lingkungan. Sebaliknya dengan motif kesejahteraan dan keberkahan maka aspek kelestarian
lingkungan menjadi prioritas. Sebenarnya
langkah eksploitasi lingkungan syah-sayah saja asalkan dilakukan dengan prinsip
kehati-hatian dan keseinambungan. Manusia diberi otoritas untuk mengelola Planet
Bumi, terserah mau diapakan, dilestarikan atau dihancurkan. Dalam hal inilah pentingnya
berperasaan selain berpikir. Dengan istilah lain, silahkan kelola dan eksploitasi
lingkungan, asalkan dengan hati.
Menurut Soerjani dkk (2006), pengertian tentang lingkungan
hidup manusia sering kali disebut lingkungan hidup atau lebih singkat lingkungan
saja, sebenarnya berakar dan berarti penerapan (aplikasi) dari ekologi dan kosmologi.
Lingkungan hidup merupakan penelahaan terhadap sikap dan perilaku manusia, dengan
segenap tanggung jawab dan kewajiban maupun haknya untuk mencermati lingkungan hidup
dengan sebaik-baiknya. Sikap dan perilaku ini sangat diperlukan untuk memungkinkan
kelangsungan peri kehidupan secara keseluruhan, dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup lainnya.
Menurut UU No. 23 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah sistem kehidupan yang merupakan
kesatuan ruang dengan segenap pengada
(entity) baik pengada ragawi abiotik atau benda (materi), maupun pengada insani, biotik atau mahluk hidup
termasuk manusia dengan perilakunya,
keadaan (tatanan Alam baca kosmologi),
daya (peluang, tantangan dan harapan)
yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan
dan kesejahteraan manusia serta
kesejahteraan mahluk hidup lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar