Kamis, 11 April 2013

POLUTAN UDARA


Polutan udara primer, yaitu polutan yang mencakup 90% dari jumlah polutan udara seluruhnya, dapat dibedakan menjadi lima kelompok sebagai berikut:
  1. Karbon monokside  (CO)
  2. Nitrogen                 (NOx)
  3. Hidrokarbon           (HC)
  4. Sulfur diokside        (SOx)
5.    Partikel
Sumber polusi yang utama berasal dari transportasi, di mana hampir 60% dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monokside dan sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon. Sumber-sumber polusi lainnya misalnya pembakaran, proses industri, pembuangan limbah, dan lain-lain. Polutan yang utama adalah karbon monokside yang mencapai hampir setengah dari seluruh polutan udara yang ada.

Tabel 2 Toksisitas Relatif  Polutan

Polutan
Level toleransi
ppm           ug/m³
Toksisitas
relatif
CO
HC
SOx
NOx
Partikel

32.0                 40.000
                         19.300
0.50                   1.430
0.25                      514
                             375
1.00
2.07
28.0
77.8
106.7

A. Karbon Monokside

        Karbon monokside (CO) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas -192ยบ C,. komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5% dari berat air dan tidak larut di dalam air. Karbon monokside yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses sebagai berikut:
1.    Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon.
2.    Reaksi antara karbon diokside dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi.
3.    Pada suhu tinggi, karbon diokside terurai menjadi karbon monokside dan O.

       Oksidasi tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon terjadi jika jumlah oksigen yang tersedia kurang dari jumlah yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna di mana dihasilkan karbon diokside. Pembentukan karbon monokside hanya terjadi jika reaktan yang ada terdiri dari karbon dan oksigen murni. Jika yang terjadi adalah pambakaran komponen yang mengandung karbon di udara, prosesnya lebih kompleks dan terdiri dari beberapa ahap reaksi. A.1. Penyebaran Karbon Monoksida di Udara
         Jika dilihat dari sumber-sumber yang memproduksi CO, maka seharusnya pencemaran CO di udara cukup tinggi. Tetapi teryata hal ini tidak terjadi, dengan kata lain jumlah pencemaran CO di udara jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dilepaskan di atmosfer. Mekanisme alami di mana karbon monoksida hilang dari udara telah banyak diteliti, dan pembersihan CO dari udara kemungkinan terjadi karena beberapa proses sebagai berikut:
  1. Reaksi atmosfer yang berjalan sangat lambat sehingga jumlah CO yang hilang sangat sedikit.
  2. Aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah dapat menghilangkan CO dengan kecepatan relatif tinggi dari udara.

A.2.  Pengaruh Karbon Monoksida Terhadap Lingkungan
Pengaruh CO Terhadap Tanaman
      Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian CO selama 1 sampai 3 minggu pada konsentrasi sampai 100 ppm tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tanam-tanaman tingkat tinggi. Akan tetapi kemampuan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas akan terhambat dengan pemberian CO selama 35 jam pada konsentrasi 2000 ppm. Demikian pula kemampuan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri yang terdapat pada akar tanam-tanaman juga terhambat dengan pemberian CO sebesar 100 ppm selama satu bulan. Karena konsentrasi CO di udara jarang mencapai 100 ppm, meskipun dalam waktu sebentar, maka pengaruh CO terhadap tanam-tanaman biasanya tidak terlihat secara nyata.

Pengaruh CO Terhadap Manusia
      Telah lama diketahui bahwa kontak antara manusia dengan CO pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Tetapi ternyata kontak dengan CO pada konsentrasi yang relatif rendah (100 ppm atau kurang) juga dapat menggangu kesehatan. Hal ini penting untuk diketahui terutama dalam hubungannya dengan masalah lingkungan karena konsentrasi CO di udara pada umumnya memang kurang dari 100 ppm.
       Pengaruh beracun CO terhadap tubuh terutama disebabkan oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah. Hemoglobin di dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transpor untuk membawa oksigen dalam bentuk oksihemoglobin (O2Hb) dari paru-paru ke sel-sel tubuh, dan membawa CO2 dalam bentuk CO2Hb dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Dengan adanya CO, hemoglobin dapat membetuk karboksihemoglobin. Jika reaksi demikian terjadi, maka kemampuan darah untuk mentranspor oksigen menjadi berkurang. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi daripada afinitas oksigen teradap hemoglobin, akibatnya jika CO dan O2 terhadap bersama-sama di udara akan terbentuk COHb dalam jumlah jauh lebih banyak dari pada O2Hb
A.3.  Kontrol terhadap Polusi Karbon Monokside
            Berbagai cara dilakukan untuk mengontrol emisi CO dari kendaraan bermotor. Cara-cara tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Modifikasi mesin pembakar untuk mengurangi jumlah polutan yang ter bentuk karena pembakaran.
2.    Pengembangan reaktor  sistem ekshaust sehingga proses pembakaran berlangsung sempurna dan polutan yang berbahaya diubah menjadi polutan yang aman.   
3.    Pengembangan substitusi bahan bakar untuk bensin sehingga menghasilkan polutan dangan konsentrasi rendah selama pembakaran.
4.    Pengembangan sumber tenaga yang rendah polusi untuk menggantikan mesin pembakar yang ada.

B. Nitrogen Okside

B.1. Pembentukan Nitrogen Okside

            Nitrogen okside (NOx) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfir yang terdiri dari gas nitrik okside (NO) dan nitrogen diokside (NO2). Walupun bentuk nitrogen okside lainnya ada, tetapi kedua gas ini yang banyak ditemukan sebagai polutan udara. Nitrik okside merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya nitrogen diokside mempunyai warna coklat kemerahan dan berbau tajam.
            Okside yang lebih rendah, yaitu NO, terdapat di atmosfir dalam junmlah besar dari pada NO2. Pembentukan NO dan NO2 mencaku reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara sehingga membentuk NO, kemudian reaksi selanjutnya antara NO dengan lebih banyak oksigen membentuk NO2

. Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia

C.1. Sumber Hidrokarbon dan Oksigen Fotokimia
           Hidrokarbon dan oksidan fotokimia merupakan komponen polutan udara yang berbeda tetapi mempunyai hubungan satu sama lain. Hidrokarbon merupakan polutan primer karena dilepaskan ke udara secara langsung, sedangkan oksidan fotokimia  merupakan polutan sekunder yang dihasilkan di atmosfer dari reaksi-reaksi yang melibatkan polutan primer. Kedua kelompok polutan tersebut akan dibahas sekaligus karena sebagian besar oksidan fotokimia berasal dari reaksi-reaksi yang melibatkan hidrokarbon baik secara langsung maupun tidak langsung. Masalah yang dihadapi karena adanya polusi hidrokarbon harus mempertimbangkan juga kemungkinan adanya polusi oksidan fotokimia.

C.2. Hidrokarbon
     Sesuai dengan namanya, komponen hidrokarbon hanya terdiri dari elemen hidrogen dan karbon. Beribu-ribu komponen hidrokarbon terdapat di alam, di mana pada suhu kamar terdapat tiga bentuk, yaitu gas, cair dan padat. Sifat fisik dari masing-masing bentuk tersebut dipengaruhi oleh struktur molekul, terutama jumlah atom karbon yan menyusun molekul hidrokarbon. Hidrokarbon yang mengandung 1-4 atom karbon berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan yang mengandung 5 atau lebih atom karbon berbentuk cair atau padat. Semakin tinggi jumlah atom karbon semakin cenderung untuk terdapat dalam bentuk padat. Hidrokarbon yang sering menimbulkan masalah dalam polusi udara adalah yang berbentuk gas pada suhu atmosfer normal atau hidrokarbon yang bersifat sangat volatif (mudah berubah menjadi gas) pada suhu tersebut. Kebanyakan komponen-komponen tersebut mempunyai struktur yang sederhana, yaitu mengandung 12 atom karbon atau kurang per molekul.

C.3. Oksidan Fotokimia
  Oksidan fotokimia adalah komponen atmosfer yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar, yang akan mengoksidasi komponen-komponen yang tidak segera dapat dioksidasi oleh gas oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan polutan sekunder yang diproduksi karena interaksi antara polutan primer dengan sinar.
  Hidrokarbon merupakan komponen yang berperan dalam produksi oksidan fotokimia. Reaksi ini juga melibatkan siklus fotolitik NO2. polutan sekunder yang paling berbahaya yang dihasilkan oleh reaksi hidrokarbon dalam siklus tersebut adalah ozon (O3) dan peroksiasetilnitrat, yaitu salah satu komponen yang paling sederhana dari grup peroksiasilnitrat (PAN).   
D. Sulfur Okside 
D.1. Reaksi Pembentukan Sulfur Okside
Polusi oleh sulfur okside terutama disebabkan oleh dua komponen gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur diokside (SO2) dan sulfur triokside (SO3), dan keduanya disebut sebagai SOx. Sulfur diokside mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara, sedangkan sulfur triokside merupakan komponen yang tidak reaktif.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur okside, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Meskipun udara tersedia dalam jumlah cukup, SO2 selalu terbentuk dalam jumlah terbesar. Jumlah SO3 yang terbentuk dipengaruhi oleh kondisi reaksi, terutama suhu, dan bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.

. Partikel

E.1. Jenis dan Sifat Partikel
 Meskipun polutan udara yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya berbentuk gas, tetapi ada polutan udara yang berbentuk partikel-partikel kecil padatan dan droplet cairan yang terdapat dalam jumlah tinggi di udara. Polusi udara karena partikel-partikel tersebut merupakan masalah lingkungan yang perlu mendapat perhatian, terutama di daerah perkotaan.
E.2. Sumber Polusi Partikel
Berbagaai proses alami mengakibatkan penyebaran partikel di atmosfer, misalnya letusan volkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktivitas manusia juga berperan dalam penyebaran partikel di atmosfer, misalnya dalam bentuk partikel-partikel debu dan asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari  proses peleburan baja, dan asap dari proses pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber partikel yang utama adalah dari pembakar bahan bakar dari sumbernya, diikuti oleh proses-proses industri.

E.3. Pengaruh Partikel Terhadap Manusia
  Polutan partikel masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem pernafasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada sistem pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama adalah ukuran partikel, karena ukuran partikel yang menentukan seberapa jauh penetrasi partikel ke dalam sistem pernafasan. Beberapa partikel yang tetap tinggal di dalam aveoli dapat terabsorbsi ke dalam darah.
  Partikel-partikel yang masuk dan teringgal di dalam paru-paru mungkin bebahaya bagi kesehatan karena tiga hal penting, yaitu:
  1. Partikel tersebut mungkin beracun karena sifat-sifat kimia dan fisiknya.
  2. Partikel tersebut mungkin sifat inert (tidak breaksi) tetapi jika teringgal di dalam saluran penafasan dapat menggangu pembersihan bahan-bahan lain yang bebahaya.
  3. Partikel-partikel tersebut mungkin dapat membawa molekul-molekul gas yang bebahaya, baik dengan cara mengabsorbsi atau mengadsorbsi, sehingga molekul-molekul gas tersebut dapat mencapai dan tertinggal di bagian paru-paru yang sensitif. Karbon merupakan partikel yang umum dengan kemampuan yang baik untuk mengabsorbsi molekul-molekul gas pada permukannya.

Tabel 6  Partikel-partikel logam yang berbahaya bagi kesehatan

Elemen
Sumber
Pengaruhnya Terhadap
Kesehatan
Nikel


Berilium

Boron


Germanium
Arsenik
Selenium


Titrium


Merkuri

Vanadium


Kadmium



Antimoni
Timbal
Minyak disel, minyak residu, batu arang, asap tembakau, bahan kimia dan katalis, baja dan logam lain
Batu karang, Industri tenaga nuklear

Batu arang, bahan pembersih, kedokteran, industri gelas, dan industri lain
Batu arang
Batu arang,petroleum, deterjen, pestisida
Batu arang, sulfur


Batu arang, petroleum


Batu arang, baterai elektrik, industri lain

Petroleum, kimia dan katalis, baja dan logam lain

Batu arang, pelebur zink, pipa air, asap tembakau


Industri
Buangan mobil (dari bensin), cat (sebelum 1984)
Kanker paru-peru (sebagai karbonil)

Keracunan akut dan khronis, kanker
Tidak beracun kecuali dalam bentuk boran

Keracunan ringan
Kemungkinan kanker
Karang gigi, karsinogenik pada tikus, penting pada mamalia pada dosis rendah
Karsinogenik terhadap tikus jika kontak pada waktu lama
Kerusakan syaraf dan kematian
Tidak berbahaya pada konsentrasi yang pernah ada
Penyakit jantung dan hipertensi pada manusia, menggangu metabolisme zink dan tembaga
Memperpendek umur tikus
Kerusakan otak, konvulsi, ganggu tingkah laku, kematian


Tidak ada komentar:

Posting Komentar