Kamis, 11 April 2013

POLUSI UDARA DI KOTA BESAR


Sejak  tahun  1974,  World  Health  Organization  (WHO) telah  bekerja  sama dengan   Global   Environment   Monitoring   System   (GEMS)   bagian   udara   yang mengoperasikan jaringan pengontrol udara diperkotaan.  GEMS  menjalankan  jaringannya  keseluruh  dunia  untuk  mengontrol  kualitas  udara dan air, dibantu oleh WHO dan United Nation Environment Programme (UNEP). Baru-baru  ini  komisi  kesehatan  dan  lingkungan  WHO  yang  telah  merampungkan tugasnya,   mengidentifikasi   polusi   udara   diperkotaan   sebagai   masalah   pokok kesehatan lingkungan yang patut mendapatkan prioritas utama untuk diatasi.
Pusat  koordinasi  untuk  GEMS  didirikan  dibawah  UNEP  pada  tahun  1975.  Berdasarkan data - data dari GEMS bagian udara dan informasi tambahan,WHO dan UNEP menerbitkan dua cara penilaian kualitas udara perkotaan diseluruh dunia tahun 1980  yaitu  :  Polusi  Udara  Perkotaan  tahun  1973-1980  pada  1984  dan  penilaian kualitas udara tahun 1989.
A. Studi Tentang Kualitas Udara
Kelompok kota-kota yang terpilih itu adalah : 3 kota di Amerika Utara, 3 kota di Amerika Selatan, sebuah kota di Afrika, 11 kota di Asia dan 2 kota di Eropa. Kota-kota tersebut adalah : Buenos Aires di Argentina, Sao Paulo Raya, dan Rio de janero di Brazilia, Meksiko di Meksiko ; Beijing dan Sanghai  di Cina, Kairo de Raya di Mesir, Kalkuta,  New  Delhi  dan  Bombay  Raya  di  India,  Karaci  di  Pakistan,  Jakarta  di Indonesia, Tokyo di Jepang, Manila di Filipina, Bangkok di Thailand, Seoul di Korea, Moskow  di  Rusia,  London  di  Britania  Raya,  Los  Angeles  dan  New  York  di  Amerika Serikat. Alasan utama dalam memilih kota-kota besar ini adalah, karena kota-kota ini:
1.    Mempunyai masalah pencemaran paling serius
2.    Mempunyai wilayah daratan yang luas dengan jumlah penduduk yang besar, dimana  jumlah  keseluruhan  penduduk  di  20  kota-kota  ini  tahun  1990  kira-kira mencapai 234 juta orang.
3.    Bakal  banyak  kota-kota  lainnya  yang  sedang  meningkat  statusnya  sebagai kota metropolitan, point terakhir ini merupakan hal yang penting.
Sebuah  tinjauan  masalah  polusi  udara  dikota-kota  besar  dan  kesukaran mengidentifikasi serta mencari pemecahan masalahnya merupakan peringatan bagi kota-kota  yang  sedang  berkembang   pesat  lainnya.  Juga  dapat  sebagai  pedoman  untuk mengatasi dan mencegah sebagian masalah tersebut. Untuk  menghimpun  data-data  global  polusi  udara  dikota-kota  besar  sangat  sulit, karena
1.    Informasi  tentang  zat-zat  pencemaran  dan  kesehatan  mereka  sering  tidak  ada, tidak lengkap atau sudah usang.
2.    Adanya perbedaan dalam metodologi dan laporan antar negara, dalam negara  yang sama dan dikota-kota.
3.    Kekurangan  data  yang  dipakai,  termasuk  yang  tidak  mewakili  persoalan  dibandingkan,dan dicatat dimana yang perlu.
4.    B. Pengertian tentang Polusi Udara Perkotaan
5.    Masalah   pencemaran   udara   dikota-kota   besar,   sangat   dipengaruhi   dan  berbeda oleh berbagai faktor yaitu: tofografi, kependudukan, iklim dan cuaca serta tingkat  atau  angka  perkembangan  sosio  ekonomi  dan  industrialisasi.  Masalah-masalah ini akan meningkat keadaannya, jika jumlah penduduk perkotaan semakin meningkat yang mengakibatkan jumlah penduduk yang terpapar polusi  udara juga meningkat.  Perkiraan-perkiraan  PBB  menunjukkan  sampai  tahun  2000 sekitar 47  persen  dari  jumlah keseluruhan populasi akan tinggal didaerah perkotaan. Pada tahun1990, 60  kota-kota  didunia  mempunyai  jumlah  penduduk  ±  3  juta   orang  dan  pada  tahun 2000 diproyeksikan 85 kota-kota akan termasuk jenis katagori ini.
C. Sumber-sumber polusi udara
Pertumbuhan  polusi  kota  dan  tingakt  industrialisasi  yang  tak  terhindar, akan  mengarah  kepada  kebutuhan  enegi  yang  lebih  besar,  pada  umumnya  akan  menghasilkan  pembuabuangan  limbah atau zat  pencemar  lebih  banyak.pembakaran  bahan bakar posil untuk pemanasan rumahtangga untuk pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, dalam proses-proses industri dan pembuangan   limbah padat  dengan  pembakaran  merupakan  sumber  utama  dari  pembuangan  limbah  zat-zat pencemar didaerah perkotaan.
Walaupun  penemuan-penemuan  pembuangan  limbah  cair  secara  rinci  tidak  tersedia luas bagi kota-kota itu sendiri. Berdasarkan observasi nasional dan adanya  peningkatan registrasi kendaraan bermotor akhir-akhir ini, dapat disimpulkan bahwa kendaran bermotor merupakan sumber utama dari zat-zat pencemar udara terutama CO, NO, dan NO2, SPM dimayoritas dikota-kota besar dinegara industri. Suatu hal yang perlu diperhatikan pada beberapa negara berkembang adalah
cenderung  banyaknya  kendaraan  bermotor  tua  dan  tak  terawat  sehingga  jelas merupakan suatu faktor yang menunjukkan kendaraan tersebut adalah sumber zat-zat pencemar. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor didunia saat ini dipusatkan kedalam kelompok  ekonomi  pendapatan  tinggi    dunia.  Pada  tahun  1988,  negara-negara OECD  (Organization  for  Economic  Cooperation  and  Development)  mencatat  bahwa  dari 80% jenis-jenis mobil didunia: 70%nya adalah jenis truk dan bus-bus , >50% merupakan kendaraan beroda dua dan tiga.
D.  Distribusi dan Transportasi
Dalam  keadaan  penyebaran  normal,  gas-gas pencemar yang panas akan timbul disaat mereka datang dan kontak dengan masa  udara yang dingin, pada ketinggian yang lebih tinggi. Bagaimanapun lingkaran-lingkaran tertentu, suhu udara lebih meningkat jauh dan membentuk suatu lapisan inversi beberapa puluh atau ratus meter diatas tanah. Lapisan ini akan merangkap polutan-polutan yang dekat sumber-sumber emisi dan berperan  sebagai  pelindung  panas,  memperlambat  penyebarannya.  Kondisi-ondisi seperti  ini  akan  menjadi  permasalahan  jika  kecepatan  angin  rendah. Keadaan  isotermal  adalah  suatu  keadaan  yang  dijumpai  bila  tidak  ada  perubahan  dalam temperatur   didaerah   ketinggian,   sehingga   mempunyai   pengaruh   yang   sama. Fenomena  iklim  dan  cuaca  lain  yang  sangat  mempengaruhi  kualitas  udara  adalah heat  urban  island  yaitu  panas  yang  dihasilkan  oleh  sebuah  kota  mengakibatkan meningkatnya suhu udara, sehingga terjadi penarikan suhu lebih dingin kedalam dan kemungkinan udaranya lebih tercemar dari daerah-daerah industri sekitarnya. Sebaiknya  pada  kota-kota  yang  bersuhu  lebih  tinggi,  yang  terkena  sinar  matahari dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi, cenderung mudah terbentuknya jaringan ozon dan fotokimia oksidan lain dari emisi-emisi polutan.
E.  Dampak Polusi Udara
Dampak  memberikan  pengaruh  yang  merugikan  bagi  kesehatan  manusia, bukan  saja  dengan  terhisap  langsung,  tetapi  juga  dengan  cara-cara  pemaparan lainnya seperti: meminum air yang terkontaminasi dan melalui kulit. Umumnya sebagian besar zat-zat polutan udara ini langsung mempengaruhi sistem pernafasan dan pembuluh darah. Meningginya angka kesakitan dan kematian dan adanya gangguan fungsi  paru-paru dikaitkan dengan kenaikan konsentrasi  zat SO2,  SPM,  NO2  dan  O3  yang  juga  mempengaruhi  sistem  pernafasan.  Pemaparan  yang   akut   dapat   menyebabkan   radang   paru   sehingga   respon   paru   kurang permeabel, fungsi pau menjadi berkurang dan menghambat jalan udara. Ozon  dapat  mengiritasi   mata,   hidung   dan   tenggorokan   dan   penyebab   sakit   kepala.   CO  beraffianitas tinggi terhadap Hb sehingga mampu mengganti O2 dalam darah yang menuju ke sistem pembuluh darah dan jantung serta persarafan. Pb  menghambat  sistem  pembentukan  Hb  dalam  darah  merah,  sumsum
tulang, merusak fungsi hati dan ginjal dan penyebab kerusakan syaraf. Pengaruh-pengaruh langsung dari polusi udara terhadap kesehatan manusia tergantung   pada;   intensitas   dan   lamanya   pemaparan,   juga   status   kesehatan penduduk yang terpapar.
F. Pemantau  Kualitas Udara
Pada tahun 1980, pemantau udara secara tradisioil didirikan di negara-negara
berkembang,  khususnya  di  Asia  dan  Amerika  Selatan.  Saat  sekarang  ini  perhatian  besar ditujukan terhadap pemantauan oksidan fotokimia, O3 dan VOCs. Walaupun  alat  ini  tidak  begitu  banyak  berkembang,  hanya  sedikit  negara yang rutin memonitor O3 sebagai pedoman dari polusi fotokimia. Untuk zat polutan VOCs jarang digunakan karena sulitnya data tentang zat ini diperoleh.
Sebagai   kunci   dari   prioritas   pemantauan   zat   polutan   adalah   resikonya terhadap  kesehatan  manusia.  Pusat  monitor  hanya  memantau  data-data  tentang tingkat polusi udara di saat tertentu dan contoh tempat tertentu. Bahkan  pada  negara-negara  maju  dengan  tingkat  industri  tinggi  umumnya hanya terbatas pada pengamatan lokasi secara rutin. Pada  tahun 1980, pemantau udara secara tradisionil  didirikan negara-negara belum berkembang, khusus di Asia dan Amerika Selatan. Saat sekarang ini perhatian besar ditujukan terhadap pemantau oksidan fotokimia,O3 dan VOCs. Walaupun alat ini tidak begitu banyak berkembang,hanya sedikit negara yang rutin  memonitor  O3  sebagai  pedoman  dari  polusi  fotokimia.  Untuk  zat  polutan VOCsjaramg digunakan karena sulitnya data tentang zat ini diperoleh. Sebagai kunci  dari   prioritas   pemantauan   zat   polutan   adalah   resikonya   terhadap   kesehatan  manusia.  Pusat  monitor  hanya  memantau  data-data  tentang  tingkat  polusi  udara disaat tertentu dan contoh tempat tertentu. Bahkan  pada  negara-negara  maju  dengan  tingkat  industri  tinggi  umumnya hanya terbatas pada pengamatan lokasi secara rutin, karena besarnya biaya untuk mendirikannya. Menurt penilitian WHO dari 60 perusahaan-perusahan didunia,hanya 34 yang memiliki rencana pemantauan sedang yang 16 lagi tidak ada.
Banyak   kota-kota   besar   didunia   kualitas   udaranya   memburuk   karena
tercemar oleh: zat-zat pencemar yang sumbernya berasal dari pabrik-pabrik industri,  kendaraan  bermotor,  proses  pembakaran,pembuangan  limbah  padat.zat-zat pencemar yang paling sering dijumpai adalah: SO2, NO dan NO2, Pb, SPM, O3 dan CO  untuk  memonitor  zat-zat  polutan  ini,  WHO  (tahun  1974)  telah  bekerjasama dengan global Environment monitoring System (GEMS) bagian udara. Faktor-faktor
yang mempengaruhi distribusi dan transport zat polutan ini adalah: letak topografi daerah, intensitas dan pemaparan, arah angin, suhu dan cuaca. Dampak yang paling
utama  adalah  terhadap  kesehatan  manusia  terutama  pada  sistem  pernapasan, pembuluh darah, persarafan, hati dan ginjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar