Kamis, 11 April 2013

STUDY KASUS PEMANASAN GLOBAL


Panel Perubahan Iklim
Dampak Pemanasan Global Tak Bisa Diperbaiki
Valencia – Kurang dari tiga minggu sebelum Konferensi Perubahan Iklim penting di Bali, para pakar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Jumat (16/11), menyepakati sebuah rancangan yang memperingatkan pemanasan global dapat berkonsekuensi lebih jauh dan tidak bisa diperbaiki. Laporan Panel Antarpemerintah mengenai Perubahan Iklim (IPCC), otoritas pemenang Nobel Perdamaian 2007, dirancang untuk memandu para pembuat kebijakan dalam lima tahun mendatang. Delegasi dalam pertemuan IPCC di Valencia menyepakati rancangan setelah perundingan alot sepanjang malam, kata Ketua Delegasi Prancis Marc Gillet kepada AFP. Kegiatan-kegiatan manusia “dapat memicu perubahan iklim dan dampak yang tiba-tiba dan tidak dapat diperbaiki” merupakan teks yang disepakati. Laporan itu akan secara resmi dipakai, Sabtu (17/11) ini, dilanjutkan dengan konferensi pers yang dihadiri Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Laporan itu merangkum tiga dokumen yang dikeluarkan tahun ini meliputi bukti-bukti perubahan iklim, saat ini dan kemungkinan dampaknya, serta pilihan-pilihan untuk mengatasi bahayanya. Setelah Sabtu ini, perhatian akan beralih ke pertemuan penting di Bali, Indonesia, tempat pemerintah-pemerintah akan menyusun sebuah “peta jalan” untuk perundingan yang berpuncak pada kesepakatan menurunkan emisi karbon dan membantu negara-negara berkembang mengatasi perubahan iklim.

Tak Dapat Diperbaiki
Pakar-pakar IPCC sepakat bahwa meningkatnya suhu bumi terpantau dalam beberapa dasawarsa secara prinsip disebabkan manusia, bukan alamiah. Dampak perubahan iklim telah tampak, dalam bentuk berkurangnya gletser dan salju di wilayah Alpine, menipisnya lautan es di kutub, menurut tiga laporan IPCC yang sudah dikeluarkan lebih awal tahun ini. Namun, ketidaksepakatan tajam muncul selama lima hari perundingan di Valencia untuk menghasilkan sebuah rangkuman, meski temuan-temuan utama tetap tidak disentuh. Delegasi Amerika Serikat (AS) secara khusus menilai kata “tidak dapat diperbaiki” (irreversible) dalam perubahan iklim dan dampaknya adalah tidak tepat. Mereka didebat, contohnya, mencairnya gletser atau lapisan es – yang dapat menaikkan permukaan laut beberapa meter - “tidak dapat diperbaiki”. Di 2100, suhu permukaan rata-rata dapat meningkat antara 1,1 hingga 6,4 derajat Celcius dibandingkan tingkat pada 1980-99. Sementara itu, permukaan laut akan naik antara 18-59 sentimeter, menurut perkiraan IPCC. Gelombang panas, badai hujan, kekeringan, siklon tropis dan meningkatnya permukaan laut merupakan di antara berbagai kejadian yang akan lebih kerap terjadi, lebih meluas dan/atau lebih intens dalam dasawarsa ini. Sebagai dampaknya, kekurangan air, kelaparan, banjir dan kerusakan pada permukiman akan lebih mengancam.  “Seluruh negara” akan terkena dampaknya, menurut IPCC. (ant/afp/ega)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar